TANAMAN HIAS BADAN LITBANG PERTANIAN AKAN DIBAWA MELANGLANG BUANA KE 10 NEGARA


Mentan SYL didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufri dan Dirjen PSP. Ali Jamil juga Kabarantan , Ir.Bambang dan sekjen Kementan, Kasdi di acara Ekspose Inovasi Teknologi Tanaman Hias di Cipanas Kabupaten Cianjur, Kamis (9/9/2021).

Jakartanewsonline.com– Kementerian pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian akan membawa tanaman bunga hias ke 10 negara untuk dipromosikan pada pertemuan antar negara yang akan belangsung dalam waktu dekat ini di benua Eropa. saya sudah laporkan hal ini ke bapak presiden. Demikian disampaikan Menetri Pertanian Syharul Yasin Limpo (SYL) yang didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufri dan Dirjen PSP. Ali Jamil juga Kabarantan , Ir.Bambang dan sekjen Kementan, Kasdi di acara Ekspose Inovasi Teknologi Tanaman Hias dengan tema, Membangun Industri Florikultura yang Maju, Mandiri, Modern dan Berorientasi Ekspor” di Cipanas Kabupaten Cianjur, Kamis (9/9/2021).

Didalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memberikan nama untuk dua varietas unggul florikultura hasil inovasi Balai Penelitian Tanaman Hias Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balithi Balitbangtan Kementan). “Hari ini, ada dua genetika yang kita coba lepas dengan nama mojang timo, jadi sesuatu yang indah dari timur karena ini kembang yang berasal dari timur,” katanya.

Mojang timo disematkan untuk Klon 16.2, yang merupakan hasil perkawinan silang antara Impatiens hawkeri NG46 asal Jepang dengan Impatiens celebica 2008.9 (spesies tetua jantan asal Kecamatan Tinggi Moncong, Gowa, Sulawesi Selatan. Mojang diadopsi dari bahasa Sunda yang berarti gadis dan timo adalah singkatan Tinggi Moncong.

Balithi sebelumnya mengusulkan varietas ini dengan nama impago agrihorti yang berarti Impatiens asal Gowa atau naranja agrihorti, menyitir bahasa Spanyol yang maknanya warna oranye.Varietas unggul berikutnya diberi nama gincu perempuan. “Karena warnanya warna merah kayak pakai lipstik gitu, ya,” jelas SYL, sapaannya. Kedua varietas tersebut adalah pacar air hasil perkawinan silang benih lokal dengan

Gincu perempuan disematkan untuk Klon 17.12, hasil persilangan Impatiens hawkeri NG35 dengan Impatiens celebica 2008.9. Sementara itu, Balithi mulanya mengusulkan nama timo agrihorti alias singkatan Impatiens asal Tinggi Moncong atau arunika agrihorti yang berarti warna merah dalam bahasa Hindi.

“Ini indah banget. Mudah-mudahan ini bisa menjadi kembang-kembang yang bervarietas kuat yang bisa kita kembangkan.”

Politikus Partai NasDem itu cenderung memberikan nama dengan istilah lokal karena menyukainya. Dicontohkannya dengan dua tanaman hias lainnya.”Maafkan saya, saya suka dengan kata janda bolong. Itu lokal. Itu tanduk rusa sudah bagus. Kalau begitu persepsi jadi penting,” katanya.

Mentan SYL dan kabalitbangtan, Fadjry Djufry saat ekspose Tanaman Hias di BALITHI Cianjur Jawa Barat

Janda bolong (Monstera adansonii) adalah spesies tumbuhan berbunga dari keluarga Araceae yang banyak tumbuh di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Ia sedang ngetren di Tanah Air. Sementara itu, Tanduk rusa atau (Platycerium coronarium) termasuk jenis paku-pakuan. Tanaman ini paling banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena juntaian daunnya yang indah.

Pada acara yang sama Fadjry Djufry, berkah moncernya tanaman hias ini dipasar global telah mendatangakan royalty hingga Rp 500 juta per tahun. Demikian juga, setiap tanaman hias yang diminati di Eropa terpampang logo Kementerian Pertanian.”Jadi selain royalty, juga setiap pasar tanaman hias di Eropa tertera logo Balitbangtan,” ujarnya.

Menurut Fadjry Djufry, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian mengakui varietas unggul tanaman hias asli Indonesia semakin merajai pasar Eropa. Salah satunya, tanaman hias jenis Pacar Cina merupakan varietas unggul yang mampu menarik perhatian pasar Eropa.

Kabalitbangtan Fadjry Djufry juga mengatakan, Varietas unggul seperti tanaman hias pacar Cina juga berkembang bahkan ke Eropa. Tanaman hias jenis ini malah makin merajai di pasar Eropa. Ini juga hasil upaya yang telah dilakukan melalui hybrid tanaman hias ini semakin lebar dan menarik serta tidak mudah layu,” katanya.

Fadjry Djufry juga mengaku, sejak pandemic covid-19 malah permintaan tanaman hias semakin meningkat. Situasi yang menguntngkan ini akan lebih baik untuk terus ditingkatkan produktifitasnya. Berbagai penelitian terus dikembangkan seperti sekarang ini meningkat tanaman hias untuk tumbuh di dataran rendah seperti tanaman hias Krisan. (Bahar)

Berita Terkait

Top