KOPI ASAL BANDUNG AKAN DIEKSPOR BESAR BESARAN KE NEGARA TURKY DAN MESIR
Jakartanewsonline.com- Bandung,Dalam waktu dekat tepatnya awal bulan desember petani kopi milenial yang tergabung di kota Bandung Jawa Barat akan melakukan ekspor kopi besar-besaran ke negara Turky dan Mesir dan keberbagai negara lain di timur tengah. Demikian disampaikan Ahmad Rizal Nasution, SP, MP Kepala Karantina pertanian Kelas I Bandung saat berbincang-bincang dengan media di kantornya di kota Bandung Jawa Barat, Senin (1/11/2021).
Nasution juga mengatakan, banyak petani kopi milenial yang ada di jawa barat ini yang mempersiapkan ekspor kopi arabica dan robusta. Rencana mau ekspoe ke negara Turky dam Mesir dan negara timur tengah lainnya. Saat ini kita mau duduk bersama dengan Dinas perkebunan kota Bandung dan Se Jawa Barat juga petaninya serta perusahaan perusahaan untuk membahas terkait ekspor kopi tersebut.
Menurut nasution, ada beberapa kontainer ada puluhan dan bahkan ratusan ton kopi akan di ekspor kenegara tersebut, dan dikawal oleh karantina pertanian Bandung untuk menjaga mutunya jangan sampai ada hama yang terbawa ke luar ke negara tujuan ekspor,” kata Nasution.
“Ekspor kopi tersebut kata nasution, nilai ekspornya sangat fantastis tanpa mau menyebut angka nominalnya. Ada beberapa negara tujuan ekspor kopi tersebut Turki dan Mesir dan ke berbagai negara timur tengah dan difasilitasi dari Dinas Perkebunan Jawa Barat. Rencananya besok akan diadakan pertemuan dengan pihak terkait untuk membahas ekspor kopi besar besaran dari Jawa Barat ke negara Turky dan Mesir,” turtur Nasution.
Nasution juga menjelaskan, pelaksanaannya dijadwalkan bulan depan awal Desember tugas Badan Karantina pertanian adalah mengawal dan menjaga mutu barang yang akan di ekspor tersebut. Banyak perusahaan yang ikut dalam ekspor kopi besar besaran ini, tapi kita harus fokus pada satu perusahaan dulu. nama perusahaannya Java Frager dan gabungan para petani kopi yang tergabung dalam wadah koperasi koperasi yang menangani hasil tanaman kopi di Bandung ini.
“Ekspor kopi ini sangat luar biasa betul, jadi harus kita kawal untuk pelaksanaannya produksi kopi sangat besar di daerah Bandung barat mutu kopinya sangat bagus untuk jenis arabica dan robusta dengan kualitas ekspor.
Menurut Nasution, sudah banyak pengusaha mesir yang sudah koordinasi dengan pusat terkait ekspor kopi besar-besaran ini permintaan kopi arabika ke luar negeri sangat tinggi,” katanya.
Volume ekspor kopi pada periode Januari-Mei 2020, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 127 ribu ton, mengalami peningkatan sebesar 31,05% di periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu 96,57 ribu ton. Pada 2024, nilai ekspor kopi ditargetkan mencapai US$2,6 miliar.
Ditempat terpisah Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil yang juga sebagai Plt Ditjen Perkebunan mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas termasuk juga pertanaman kopi, kakao dan komoditas perkebunan lainnya..
“Untuk memenuhi sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” kata Ali Jamil.
Ia menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani di Indonesia.
Menurut Ali Jamil, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor termasuk ekspor kopi ke mancanegara.
Dari pantauan media di jawa barat utamanya di Bandung dan sekitarnya, Saat ini Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke 9 sebagai peghasil kopi terbesar di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Timur, Sumatera Utara, Aceh, Begkulu, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut data yang ada saat ini, luas tanaman kopi rakyat di Jawa Barat 45.183 ha, terdiri dari 26.862 ha kopi arabika dan 18.321 ha kopi robusta yang tersebar di 20 Kabupaten/Kota yaitu Bandung, Bandung Barat, Bogor, Ciamis, Cianjur, Sukabumi, Subang, Sumedang, Garut, Kuningan, Majalengka, Tasikmalaya, Bekasi, Indramayu, Karawang, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Purwakarta dan Pangandaran.
“Produktivitas Kopi Arabika di Jawa Barat sudah mulai meningkat lebih dari 7,3 persen dibanding pada tahun 2010 lalu yang rata-rata produktivitas sekitar 886 kg per Ha, hal ini kemungkinan peningkatan produktivitas belum signifikan karena masih banyak tanaman Kopi yang belum menghasilkan (TBM).
“Untuk menunjang peningkatan produksi kopi di Jawa Barat Dinas Perkebunan telah menerapkan teknologi budidaya sesuai dengan teknis anjuran antara lain melalui kegiatan pembinaan teknis dan penyuluhan yang berkelanjutan, adanya Demplot Intensifikasi tanaman Kopi sebagai unit percontohan melalui kegiatan pemeliharaan, pemupukan, dan perlindungan tanaman.
Juga menerapkan inovasi teknologi yang dianjurkan oleh para peneliti dari Litbang (Balittri/Puslit Koka) dengan kegiatan diseminasi teknologi rejuvinasi cabang pada kopi robusta yaitu upaya untuk memperbaiki pertanaman kopi yang kondisinya telah rusak, agar pertumbuhan, produktivitas, mutu dan citarasa tanaman kopi kembali membaik sehingga para petani dapat memperbaiki tanaman untuk meningkatkan produksi kopi. Selain itu juga dikembangkan tanaman kopi melalui perluasan di lahan petani maupun lahan PHBM.
Dikutip dari halaman informasi Dinas Perkebunan Jabar, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Kadisbun Jabar) Ir. Hendy Jatnika, M.M. didampingi oleh Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ir. Yayan Cahya Permana, M.M. menghadiri Kegiatan Festival Coffee dan Expo Tembakau yang dieselenggarkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Subang di Alun-alun Bukanagara, Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat belum lama ini.
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Bupati Subang H. Ruhimat, para pelaku usaha komoditas kopi memperkenalkan produk dan brand olahan kopinya. Seperti yang kita tahu bahwa saat ini kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat berpotensi baik itu untuk pangsa pasar lokal maupun untuk luar negeri (ekspor).
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Dra. Nenden Setiawati M.Si, pada media mengungkapkan bahwa kopi Subang Jawa barat sudah tembus pasar Internasional.
“Gelar produk ekspor Dinas Pertanian seperti kopi ini karena kopi Subang telah menjadi komoditas ekspor ke Arab Saudi, Australia dan Korea Selatan. Selain kopi produk tembakau merupakan salah satu komoditas potensial yang sedang dikembangkan di Kabupaten Subang. Saat ini di Cupunagara sedang dikembangkan garapan tembakau di lahan 5-10 hektar,” katanya.
Sedangkan untuk tembakau, tanaman ini merupakan potensi baru di Kabupaten Subang. Tahun 2020 yang lalu Kabupaten Subang melaksanakan kegiatan panen perdana demplot tembakau di Kecamatan Tanjungsiang. Sejak saat itu komoditas subsektor perkebunan ini berkembang dengan baik di Kabupaten Subang.
Kadisbun Jabar mengatakan, potensi alam di Kabupaten Subang luar biasa mencakup dataran pantai pegunungan hutan dan perkebunan
Dikatakan, sebagai bentuk dukungan, pihak Disbun Jabar telah memberikan bantuan dari benih hingga alat pengolahan untuk para petani Subang. Khusus Desa Cupunagara, bantuan dari dinas provinsi adalah berupa kopi organik dari benih hingga bantuan domba serta bantuan pembangunan rumah pengolahan dan pengemasan kopi. Selain itu Desa Cupunagara telah dicanangkan sebagai desa wisata dan agrowisata.
Ditempat berbeda Opik salah satu petani kopi milenial yang ada di Jawa Barat mengatakan, mutu kopi dari jawa barat ini sangat disukai oleh pencinta kopi yang ada di mancanegara, karena bibit sangat bagus dan perawatannya sangat di perhatikan betul. bantuan bibit kopi dari kementerian Pertanian sudah sering didapatkan oleh petani petani kopi di Jawa Barat ini.
Opik juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan pusat karena selama ini banyak mendapatkan bantuan dan binaan terkait tata cara mengelolah tanaman kopi yang baik serta pengelolaan tanah dan pupuk sercara maksimal, ” kata opik.
Opik juga berharap kedepan pemerintah daerah dan pusat memberikan bantuan bibit kopi kepada para petani di Jawa Barat khusunya di Bandung dan Sukabumi. (Bahar/Edwin)