PETANI BANDUNG JAWA BARAT BERHARAP PANEN PADI TAHUN INI TIDAK ADA YANG GAGAL PANEN
Jakartanewsonline.com- Bandung, Para petani di Kabupaten Bandung Jawa Barat berharap panen padi tahun ini yang akan berlangsung akhir bulan juni ini akan berjalan baik dan tidak ada petani yang gagal panen. Hal ini disampaikan kang Ajat salah satu petani di Kabupaten Bandung Jawa Barat saat bincang-bincang dengan media saat melakukan pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan sekitarnya, Rabu (6/7/2022).
Kang Ajat juga mengatakan, panen padi saat musim tanam pertama tahun ini, Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan walaupun ada bebrapa sawah yang gagal panen karna adanya cuaca yang tidak menentu, kadang panas dan kadang hujan lebat, yang membuat hasil panen padi dibeberapa wilayah di Bandung jawa barat kurang maksimal hasil panen nya,” katanya.
“Semoga panen padi bulan Juni Agustus ini hasilnya baik sesuai yang diharapkan oleh para petani di Bandung Jawa Barat ini. tingginya curah hujan dibeberapa tempat di Bandung membuat para petani merasa khawatir sawahnya mengalami gagal panen akibat sawahnya terendam air,” tutur kang Ajat.
Terkait adanya bantuan program-program pertanian oleh pemerintah pusat, Kang ajat menanggapi.Misalnya Program KUR atau Kredit Usaha Rakyat di bidang Peertanian banyak dirasakan manfaatnya oleh petani di Kabupaten Bandung dan perlu ditingkatkan lagi
“Dengan adanya program KUR dari Kementerian Peertanian, Sejumlah petani di Kabupaten Bandung, Jawa Barat menyambut baik adanya program KUR Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Peertanian yang dikelola pemerintah dan dikawal melalui Kementerian Pertanian (Kementan). Mereka menilai, program tersebut sangat membantu masa depan usaha dan bertani petani, terutama pada modal untuk tanam para petani,” kata Kang Ajat.
Menurut kang Ajat, terus terang kami para petani di Bandung Jawa Barat ini merasa bahagia karena adanya program KUR yang sudah lama berjalan disini. tentu program ini yang menjadi harapan kami selama ini yang bisa membantu petani untuk modal tanam lagi,”kata kang Ajat.
Ajat juga mengaku memiliki harapan besar untuk program KUR ini dan berharap Menteri Pertanian pak Syahrul Yasin Limpo bisa kesejahteraan dan kemakmuran petani Indonesia. Kata dia, Kementan dibawah pimpinan pak menteri pertanian sekarang mampu mengangkat martabat petani ke tempat yang lebih baik lagi kedepan.
“Kami punya harapan dan mimpi bahwa kami disejahterakan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan terutama soal pengaturan harga. Semoga di kepemimpinan bapak Menteri Pertanian, nasib kami lebih baik,” katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Bapak Diar beberapa waktu lalu di Kabupaten Bandung, saat media melakukan pantauan ke Kabupaten Bandung mengatakan,
terkait program KUR pertanian di Kabupaten Bandung Barat, sudah berjalan baik dan manfaatnya banyak dirasakan oleh para petani di sini,” katanya.
Menurut Sekretaris Dinastan Kabupaten Bandung Barat Diar Hadi Kusdinar juga mengatakan, selain Program KUR yang sudah berjalan, bantuan APBN dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementan, melalui Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan terkait pembuatan irigasi tersier, pembangunan Embung dan bantuan pompanisasi,program bantuan Alsintan dan penyaluran pupuk bersubsidi dan optimalisasi lahan untuk petani di Kabupaten Bandung, hasil panen padi jagung dan komoditas pertanian lainnya sangat baik,” kata sekretais Dinastan Bandung Barat, Pak Diar.
Menurut pak Diar, saat ini di Bandung Barat. sebentar lagi akan memasuki musim panen padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare.Terbukti dengan adanya Program KUR pertanian dari pemerintah pusat dan bantuan Irigasi tersier, embung dan pompanisasi dari kementerian pertanian, petani di kabupaten
sangat terbantu dan hasil panen petani terus alami peningkatan produksi, intinya dengan adanya bantuan tersebut dari Kementan petani sangat merasakan manfaatnya,” kata pak Diar.
Dari pantauan dilapangan mendapatkan laporan kalau program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian betul-betul dirasakan manfaatnya oleh para petani. Realisasinya dimanfaatkan petani untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka dari hulu sampai hilir.
Berdasarkan data Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, serapan KUR Pertanian per 1 November 2021 Rp71,854 triliun atau 102,65 persen dari alokasi dana Rp 70 triliun.
Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah menerangkan bahwa, KUR Pertanian memang membantu petani dalam hal permodalan untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka.”Selama ini petani selalu terhambat dalam hal permodalan. KUR yang dananya 80 Trilyun ini amat membantu petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka dari hulu hingga hilir,” ujar Mentan Sahrul Yasin Limpo.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil menambahkan, serapan yang melampaui target itu membuktikan jika KUR amat membantu dan sesuai dengan kebutuhan petani.”KUR sektor pertanian sejalan dengan target Presiden Joko Widodo dan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian agar perekonomian dasar masyarakat bergerak kembali. KUR membantu budidaya petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Ali Jamil.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil juga mengatakan, selain program KUR pertanian, ada juga program irigasiu oper perpipaan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, irigasi perpipaan menjadi faktor pendukung bagi penguatan kapasitas petani dalam hal kesejahteraan mereka. “Program irigasi itu bertalian dengan produktivitas dan kesejahteraan petani. Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional kita,” tutur Ali Jamil.
Ia juga mengatakan, program irigasi perpipaan dengan memanfaatkan air tanah menjadi potensi sumber daya air permukaan sebagai suplai irigasi bagi tanaman. “Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian. Irigasi pertanian menjaga ketersediaan air bagi tanaman saat musim kemarau tiba,” kata Ali Jamil.
Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megahwati juga memberikan penjelasan, tahun ini implementasi KUR Pertanian di lapangan diubah polanya dibanding tahun lalu. “Saat ini kami mengedepankan pola klaster. Tahun lalu itu dari plafon Rp50 triliun, realisasinya melebihi target Rp55 triliun. Tahun ini kami rasa juga demikian,” ujarnya.
Sistem klaster tersebut dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang tengah menjadi program nasional. “Misalnya ada klaster padi sebagai program swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional. Lalu, ada juga klaster jagung agar bisa menjadi produksi unggulan. Mengapa jagung, karena ini murah dan hasilnya besar. Lalu ada klaster sawit, klaster kopi, klaster jeruk, klaster hortikultura, klaster tebu dan yang tengah menjadi unggulan adalah klaster porang dan klaster sarang burung walet,” katanya. (Bahar)