PETANI DI KABUPATEN BANDUNG SUDAH MULAI PANEN PADI, PRODUKSI SEMAKIN MEMBAIK
Jakartanewsonline.com- Bandung, Petani di Kabupaten Bandung dan sekitarnya sudah mulai memasuki musim panen padi. Walau di beberapa tempat terlihat ada juga yang mulai tanam padi. Hal ini disampaikan Dede, salah seorang petani yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, saat bincang-bincang pada pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan sekitarnya, Sabtu (6/8/2022).
Dede berharap panen padi bulan ini hasilnya baik dan produktivitasnya pun meningkat dibanding panen padi beberapa bulan lalu. Tentu hal ini ditunjang dengan adanya berbagai program dan bantuan pemerintah daerah dan pusat, seperti bantuan irigasi tersier dari Kementerian Pertanian RI, serta adanya Bantuan APBN dari Kementerian Pertanian (Kementan) juga pembuatan irigasi tersier dan irigasi perpipaan di kabupaten Bandung Jawa Barat, produksi padi di Kabupaten Bandung tahun ini Alhamdulillah bisa dirasakan hasilnya,” kata Dede.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar berharap aktivasi panen raya padi ini dapat menjadi semangat baru bagi ketahanan pangan di Kota Bandung khusunya di bebrapa kabupaten Bandung Jawa Barat dan sekitarnya .
Menurutnya, hal ini jadi semangat baru bagi Kota Bandung. Pecapaian ini terjadi berkat kolaborasi Pemkot Bandung dengan berbagai pihak,utamnta para petani” kata Gin Gin. Ia menjelaskan, bakal ada 70 hektar lahan di Kota Bandung yang akan ditanami padi dengan pendekatan IP400. Seluruh area ini disebar di 5 titik Kota Bandung.
Di tempat yang terpisah, Ketua Kelompok Usaha Tani Kelurahan Rancasari, Asep Suryana mengaku pendekatan IP400 dalam proses menanam padi ini menguntungkan bagi kalangan petani seperti dirinya. Ia berharap program ini terus berkesinambungan dan tidak terputus di tengah jalan.
Menurut Asep, ia bangga dengan hasil panen ini. Biasanya 3 kali panen, sekarang 4 kali. Sangat terasa pengaruhnya. Kualitasnya bersaing dengan padi yang ditanam di lahan pedesaan, kuantitas padi hasil pendekatan IP400 ini juga disebut Asep lebih banyak. Biasanya 6 ton, sekarang 8 ton per hektar. Ada peningkatan,” ucapnya.
Dadang salah satu petani di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat juga mengatakan, program Kementerian pertanian sudah banyak membantu para petani di desanya. Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah pernah merealisasikan program pembangunan irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Karya Cinta Asih di Desanya di Pasirhalang,” kata Dadang.
Menurut Dadang Program pembangunan irigasi perpipaan oleh PSP kementerian Pertanian sangat membantu para petani untuk pengairan sawah-sawah yang kekurangan air di musum kemarau.Kalau musim hujan petani tidak terlalu khawatir kekurangan air, tapi kalau musim kemarau irigasi perpipaan sangat membantu para petani yang sawahnya kekurangan air,” tuturnya.
Dadang berharap program terkait irigasi kedepan ditambah lagi untuk para petani. Misalnya penambahan pembanguna irigasi tersier dan irigasi perpipaan, agar petani tidak lagi kekurangan air saat musim tanam padi. Kalau kekurangan air sangat berpengaruh dengan hasil panen nya,” katanya.
Pantauan lapangan ke daerah Bandung dan sekitarnya mendapatkan informasi, bahwa prakiraan luas panen lahan pertanian padi tahun ini di Kabupaten Bandung mencapai 19.820 hektare pada November-Desember 2022 ini. Hal itu setelah periode tanam pada Agustus-Oktober seluas 20.860 hektare. Dengan produksi gabah kering panen 123.478.600 kg atau beras 86.435.020 kg, jumlah penduduk 3,4 juta dan kebutuhan konsumsi beras 27.774.000 kg/bulan di Kabupaten Bandung.
“Kebutuhan beras antara November 2021 hingga Januari 2022 sebanyak 83.232.000 kg, maka cadangan beras mencapai 3.203.000 kg. Artinya, persediaan beras dari sisi produksi di Kabupaten Bandung untuk menghadapi Bulan puasa dan Hari Raya Lebaran Tahun 2022 ini diharapkan semua kebutuhan pangan tercukupi.
Potensi panen se Kabupaten Bandung panen mendatang diprediksi seluas 9.354 ha dengan estimasi produksi 57.195 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan pada Agustus nanti diprediksi panen hingga 11.037 ha dengan estimasi produksi 78.061 ton GKG. Harga rata rata Rp 4.700-/kg gabah kering panen (GKP) dan Rp 5.800/kg GKG.
“Di Kabupaten Bandung, hamparan seluas 152 hektar siap dipanen nanti dengan varietas inpari 30 dengan produktivitas sekitar 6,8 ton GKP/ hektar dan harga GKP Rp 4.700/kg. Pada musim panen diharapkan tetap jaga stabilisasi harga dan tentunya ini sekaligus menambah kesejahteraan petani.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Prasarana dan sarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir. Edi Mulyana menambahkan, dengan adanya irigasi tersier yang didanai oleh Kementerian Pertanian, banyak sekali manfaat dirasakan oleh petani di Provinsi Jawa Barat utamnya di Kabupaten Bandung.
Terbukti dengan adanya bantuan Irigasi tersier, embung dan pompanisasi dari kementerian pertanian, petani di kabupaten Bandung sangat terbantu dan hasil panen petani terus alami peningkatan produksi, intinya dengan adanya bantuan tersebut dari Kementan petani sangat merasakan manfaatnya,” kata Edi Mulyana.
Ia juga mengatakan, dengan adanya bantuan APBN dari direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan terkait pembuatan irigasi tersier, pembangunan Embung dan bantuan pompanisasi untuk petani di Kabupaten Bandung, hasil panen padi jagung dan komoditas pertanian lainnya sangat baik
Menurut Edi Mulyana, Bantuan anggaran irigasi tersier dari Direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan jumlahnya ada puluhan Irigasi yang tersebar di 16 kecamatan di Bandung Barat ini. Saat ini di Kabupaten Bandung Barat memasuki musim panen padi dan musim tanam padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare. (Bahar)