IRIGASI TERSIER DITJEN PSP KEMENTAN SANGAT MEMBANTU PETANI DI KABUPATEN SUKABUMI


Irigasi Tersier Program Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Petanian (Kementan)

Jakartanewsonline.com- Sukabumi, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Irigasi Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mencanangkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk meningkatkan produksi padi disetiap daerah di Indonesia.

Menurut Ahmad, salah satu anggota Kelompok Tani (Poktan) Bina Tani di Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi saat pantauan lapangan, Kamis (6/10/2022), jaringan irigasi tersier program Ditjen PSP Kementan membuatnya bisa panen hingga 1,5 ton. Padahal, lahan miliknya tidak terlalu luas. Hanya sekitar lima patok atau 2.000 meter persegi. Adanya program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) oleh Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan sangat membantu para petani di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Tidak hanya itu kata Ahmad, kesejahteraan petani di wilayahnya juga membaik karena indeks pertanaman (IP) yang awalnya hanya dua kali tanam, meningkat menjadi tiga kali tanam (IP300). “Alhamdulillah setelah adanya program jaringan irigasi tersier dari Ditjen PSP Kementan, setiap tahun bisa menanam dan panen sebanyak tiga kali,” tutur Ahmad.

Dedi salah satu petani di Kecamatan Surade Kabupaaten Sukabumi juga menambahkan, Dengan adanya program irigasi tersier dari Kementerian Pertanian RI, serta adanya Bantuan APBN dari Kementerian Pertanian (Kementan) berupa pembuatan irigasi tersier dan irigasi perpipaan di kabupaten Bandung Jawa Barat, produksi padi di Kabupaten Sukabumi tahun ini semakin meningkat.

Dedi juga mengatakan, dengan adanya irigasi pengairan ke sawah-sawah dan pengairan lewat pipa-pipa oleh pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PSP Kementerian Pertanian

panen beberapa tahun belakangan ini sampai sekarang hasil panen padi para petani semakin membaik dan mengalami peningkatan. Biasanya panen padi di lahan 1 hektare 5 sampai 6 ton, dengan adanya irigasi dan pengairan yang baik meningkat menjadi 7 ton lebih per hektare nya,” kata Dedi.

Kepala Desa Mekarjaya Utom Bustomi mengatakan, baru baru ini pihaknay mengerjakan Saluran irigasi tersier pertanian di Kampung Kedusunan Bojongkalong, Desa Mekarjaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi diperbaiki pemerintah desa setempat.

Hasil pembangunan irigasi ini diharapkan bisa memperluas pengairan pertanian sawah warga, dari awalnya hanya sekitar 10 hektar menjadi 40 hektar. pembangunan irigasi tersier pertanian ini dikerjakan oleh tim pelaksana kerja Desa Mekarjaya dengan menggunakan anggaran dana desa tahun 2022.

“Pengerjaan sarana pengairan ini berjalan 15 hari kerja dan baru mencapai 50 persen dengan pelaksanaan oleh tim pelaksana kerja Desa Mekarjaya menggunakan anggaran Dana Desa Tahun 2022 sebesar Rp.114.874.000,” kata Utom Bustomi.

Utom Bustomi juga menjelaskan, pengerjaan irigasi dengan volume 55 meter kubik ini menjadi salah satu prioritas pembangunan desa di tahun ini. Sebab irigasi ini bisa membantu meningkatkan hasil pertanian padi warga di desanya.

“Alhamdulillah, pembangunan irigasi saat ini bisa dilaksanakan dan harapan para petani kini terjawab sudah. Pasalnya keinginan masyarakat ini sudah sekian lama tidak bisa terpenuhi namun hari ini bisa terbukti,” jelasnya.

Ia berharap dengan adanya irigasi tersebut, masyarakat bisa lebih giat bercocok tanam padi, karena beras merupakan salah satu makanan pokok yang paling dominan dikonsumsi.

“Mudah-mudahan hasil dari pembangunan ini, airnya dapat di fungsikan untuk mengairi sawah para petani dari luas 10 hektar hingga mencapai 40 hektare ke depannya,” pungkasnya.

Perlu diketahui, Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) memang sedang melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), di Desa Gandasoli, guna meningkatkan produktivitas petani.

“Pembangunan RJIT di Desa Gandasoli sendiri didasarkan pada adanya sumber air yang tak pernah berhenti mengalir dan mengairi sawah seluas 45 hektar.

Kondisi lahan yang menurun dan menanjak, membuat sawah dibuat secara terasering. Kemudian, air dialirkan melalui lubang digalengan dengan bahan bambu. Dengan begitu, semua petani mendapat air yang merata dan bisa panen secara bersamaan.

Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pun menekankan, salah satu hal penting untuk memaksimalkan pertanian adalah RJIT “Dengan water management seperti yang dilakukan pada RJIT, kami sudah memastikan ketersediaan air untuk lahan persawahan.

“Jadi meski harus menghadapi musim kemarau, petani tidak perlu khawatir,” kata Mentan Syahrul, karena sudah ada RJIT.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil juga mengatakan hal serupa. “Air adalah komponen penting dalam pertanian. Kami ingin memastikan aliran irigasi yang ada tidak bermasalah sehingga produksi pertanian tidak terganggu,” katanya.

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil juga menambahkan, kegiatan RJIT bukan hanya ditujukan untuk memperbaiki saluran irigasi yang bermasalah. Tetapi bisa Ajukan Pembangunan Jaringan Irigasi ke Dinas Pertanian “RJIT juga dilakukan untuk memaksimalkan luas lahan yang terairi, sehingga produktivitas bisa meningkat dan ketahanan pangan tetap terjaga,” kata Ali Jamil. (Bahar/Edwin)

Berita Terkait

Top