JAWA BARAT BULAN FEBRUARI-MARET INI MULAI MASUK PANEN RAYA PADI HASIL PANEN TERSERAP KE PASAR DENGAN BAIK
Jakartanewsonline.com– Provinsi Jawa Barat diprediksi akan panen raya padi mulai Februari sampai Maret 2023, Pantauan lapangan ke Kabupaten Bandung Jawa Barat, terlihat persiapan sudah dilakukan berkaitan datangnya musim panen raya padi di beberapa tempat di Bandung Jawa Barat dan sekitarnya.
Petani di Kabupaten Bandung dan sekitarnya sudah mulai memasuki musim panen padi. Walau di beberapa tempat terlihat ada juga yang mulai tanam padi. Hal ini disampaikan Dede, salah seorang petani yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, saat bincang-bincang pada pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan
sekitarnya, Jumat (25/2/2023).
Menurut Dede, hasil panen padi tahun ini hasilnya bagus dan penjualannya diserap oleh pedagang-pedagang di pasar-pasar tradisional di sekitar Bandung dan sekitarnya yang sengaja datang membeli hasil panen padi petani secara langsung. Hasil serapan hasil panen padi tahun ini Alhamdulillah berjalan baik dan tidak ada kendala dari
sisi penjualan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat MSi, di Bandung beberapa waktu lalu kepada media mengatakan,Persiapan panen raya padi Jawa Barat sudah mulai dilakukan,terutama di daerah kabupaten Bandung dan sekitarnya sudah mulai terlihat hasil panen padi mulai dijemur,termasuk daerah indramayu, Subang, Majalengka, Karawang.Diberbagai kawasan pertanian padi, tampak banyak orang menjemur gabah, di pinggiran jalanan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat MSi,juga mengatakan, menghadapi panen raya padi Jawa Barat dimulai awal Februari 2023 telah dilakukan persiapan dan antisipasi.Diantara kondisi yang diamankan, adalah ancaman terjadinya puso akibat kemungkinan dibayang-bayangi kondisi banjir pada sawah yang sering diguyur hujan lebat. Pada awal tahun ini sering dialamin para petani saat musim hujan tetapi tidak jarang kondisi cuaca cepat berubah-ubah.
Ia juga mengatakan terus mengawal standing crops dengan melibatkan para petugas lapangan (PPL/POPT/PBT), Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dengan deteksi dini, antisipasi, adaptasi, mitigasi perubahan iklim dan OPT, percepatan panen dengan combine, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling.
Antisipasi lain, guna peningkatan produksi terutama antisipasi banjir dan kekeringan adalah bentuk dukungan serta keterpaduan lintas sektor.Tetapi saat ini, diketahui telah dioperasionalkannya bendungan di Jawa Barat, seperti Waduk Jatigede dan Waduk Sadawarna, serta bendungan lainnya yang masih dalam tahap penyelesaian.
Peran asuransi pertanian kata dadang hidayat, Untuk mengatasi kerugian petani yang diakibatkan gagal panen/puso, diketahui telah digulirkan juga program AUTP (asuransi usaha tani padi).
Menurut Dadan Hidayat, realisasi Target AUTP untuk Jawa Barat yang telah disepakati sebanyak 80.000 Ha pada bulan Desember 2022, realisasi target AUTP sebanyak 85.886,23 Ha melebihi target yang disepakati. Pencapaian target tersebut berkat adanya dukungan dan peran seluruh petugas yang terlibat baik dari pemerintah pusat dan daerah dan dinas teknis terkait.
Ia juga menjelaskan, beberapa peran dilaksanakan diantaranya, mendampingi dan memfasilitasi petani yang akan melaksanakan klaim dalam bentuk monitoring dan evaluasi pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota terhadap petani dan jasa keuangan ditunjuk.
“Ini untuk memudahkan dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang mengalami kerugian dengan optimal (efektif, efisien, dan berkelanjutan),” ujar Dadan Hidayat.
Dadang Hidayat juga mengatakan, saat ini Provinsi Jawa Barat naik menempati urutan ke-2 lumbung beras nasional, dengan produktivitas padi tertinggi, berdasarkan penilaian BPS sampai Desember 2022. Dari segi kontribusi pertanian padi, Jawa Barat juga mengalami peningkatan. Jawa Barat diketahui masih merupakan salah satu provinsi sentra produksi padi terbesar nasional.
Besaran kenaikan produksi padi Jawa Barat kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, sesuai data ASEM KSA BPS (angka sementara kerangka sample area Badan Pusat Statistik), produksi padi Jawa Barat tahun 2022 sebesar 9.598.058 Ton GKG.
Hal menjadi kebanggaan bagi Jawa Barat untuk tahun 2023 kini naik ke peringkat 2 lumbung beras nasional. Semula, produksi padi Jawa Barat tahun 2021 menduduki peringkat ke-3 setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah,” kata Dadan Hidayat.
Perlu diketahui, saat ini Jawa Barat menjadi peringkat ke-2, setelah Jawa Timur dan mampu menyalip Jawa Tengah. Selain itu, kontribusi produksi padi Jawa Barat terhadap nasional dari semula tahun 2021 sebesar 16,75 %, menjadi sebesar 17,31 % di tahun 2022. Presentase itu mengalami peningkatan kontribusi produksi sebesar 0,56 %.Dari sisi produktivitas padi yang dicapai oleh Jawa Barat, baik di tahun 2022 maupun 2021 dibandingkan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Ada pun produktivitas padi Jawa Barat masih menduduki peringkat ke-1, dengan produktivitas yang dihasilkan sebesar 57,10 Ku/Ha di Tahun 2022 dan 56,81 Ku/Ha di Tahun 2021. Produktivitas tersebut, juga mengalami peningkatan sebesar 0,29 %
Menurut Dadan Hidayat, keberhasilan tersebut diatas, tidak terlepas dari berbagai upaya peningkatan produksi padi di Jawa Barat yang telah dilakukan melalui, Peningkatan Produksi dan Produktivitas (perencanaan dan pelaksanaan penyediaan benih unggul/bersertifikat, pengamanan produksi melalui penanganan dari gangguan hama penyakit/organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan dampak perubahan iklim (DPI),
optimalisasi penggunaan peralatan mekanisasi usahatani, penerapan teknologi tepat guna, integrated farming berbasis komoditas pangan, good agriculture practices (GAP), penataan lembaga pemasaran, pembangunan sistem informasi produksi dan pemasaran,
peningkatan indeks pertanaman (Gerakan Program Peningkatan Indeks Pertanaman/IP-400 Komoditas Padi, Pemanfaatan areal tanam baru (PATB) serta pemanfaatan lahan-lahan tidur secara optimal, Pengembangan cluster pertanian (padi organik, padi biofortifikasi, padi ramah lingkungan, padi sehat, padi lahan kering)
Digitalisasi dalam penyediaan benih dan pasar (Aplikasi Serbet Panon/Sertifikasi Benih TP Online, Aplikasi Sirantas/Sistem Informasi Inventarisasi Penyebaran Varietas, Aplikasi Singa Bentang/Sistem Pengawasan Benih Tanaman Pangan, Model pengembangan korporasi pertanian beberapa kabupaten sentra padi. (Bahar)