PENYALURAN DAN KETERSEDIAAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN BANDUNG LANCAR DAN AMAN
Jakartanewsonline.com– Bandung, Saat ini di Kabupaten Bandung ada yang mulai panen padi ada juga yang mulai tanam padi. Memasuki musim tanam padi awal bulan ini di Kabupaten Bandung Jawa Barat, dan masuknya musim penghujan yang diprediksi cuaca ekstrim yang akan melanda daerah di Indonesaia tidak berdampak yang signifikan pada sektor pertanian. Utamanya ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi semua berjalan lancar. Hal ini terungkap saat media melakukan pantauan lapangan di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Menurut para petani dan Pantauan media dilapangan melihat Ketersediaan pupuk dan penyalurannya ke petani di Kabupaten Bandung pada musim tanam saat ini, dinyatakan aman dan lancar. Ketersediaan pupuk terutama yang subsidi telah didistribusikan di agen-agen masing-masing wilayah, kata Dadang salah satu petani di Kabupaten Bandung kepada media, Rabu (1/3/2023).
“Dinas Pertanian setempat menyatakan pihaknya telah mengajukan usulan kebutuhan pupuk untuk petani di Kabupaten Bandung tahun 2021. “Usulan jumlah kebutuhan pupuk sudah kita ajukan ke Kementrian Pertanian,” kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat, Alit Rukmana, beberapa waktu lalu di Kabupaten Bandung Barat.
Dinas Pertanian Bandung Barat menghimbau para petani yang belum memiliki kartu tani segera masuk kelompok tani, karena pembelian atau penebusan pupuk untuk kedepannya menggunakan kartu tani. Ketresediaan Pupuk Bersubsidi saat ini aman terkendali dan tidak ada kendala. Dari data tahun lalu sebanyak 109.908 Petani di Kabupaten Bandung Barat menerima Pupuk Subsidi
Obur salah satu petani yang juga sebagai Ketua Poktan Mekarwangi Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung Barat mengatakan, dengan adanya bantuan program pemerintah dan ketersediaan pupuk bersubsidi dan penyaluran yang baik lewat Kementerian Pertanian panen padi tahun ini hasilnya sangat baik. Tanam padi non organik dan budidaya padi organik yang saat ini kami lakukan selama 20 tahun sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani di sini,” katanya.
“Hasil panen tahun ini padi non organik dan padi organik lebih menguntungkan, karena biaya produksi jauh lebih murah serta harga beras yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Utamnya di Kabupaten Bandung Barat,” tuturnya.
“Penyaluran dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bandung Poktan mekarwangi dan adanya bantuan Irigasi perpompaan dari pemerintah tahun lalu, kali ini dapat menanam padi sebanyak 3 kali tanam dalam 1 tahun yang semula hanya 1 kali dalam 1 tahun, bahkan bertekad akan menanam padi sebanyak 4 kali dalam satu tahun pada lahan yang sama (IP 400),” tutur Obur.
Obur juga mengatakan, ketersediaan pupk bersubsidi dan penyalurannya yang baik serta Program Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP Kementan) seperti adanya bantuan pupuk, Irigasi tersier, pompanisasi dan embun serta bantuan pupuk bersubsidi dan mesin pertanian sudah banyak petani merasakan manfaatnya dari program-program tersebut,” katanya.
Dede salah satu petani di Soreang Bandung Barat mengatakan, dengan kondisi ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi yang lancar serta jaringan irigasi tersier program Ditjen PSP Kementan membuatnya bisa panen hingga 3,5 ton. Padahal, lahan miliknya tidak terlalu luas. Hanya sekitar 4.000 meter persegi. Adanya program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) oleh Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan sangat membantu para petani di Kabupaten Bandung Barat utamanya di Soreang Jawa Barat.
Dede juga berharap, kedepannya ada bantuan lainnya dari Kementerian Pertanian seperti benih atau bibit yang bisa ditanam di Kabupaten Bandung untuk petani disini ,” harapnya.
Terkait persoalan pupuk tahun-tahun lalu yang sempat tersendat penyalurannya dan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi karena kurangnya kuota dari pemerintah pusat, Adanya hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran mengatakan, khusus di Kabupaten Bandung, hal tersebut akan segera teratasi karena Pemkab Bandung sudah menandatangani MoU dengan pihak Pupuk Kujang terkait suplai pupuk bersubsidi.
Nantinya, kata Tisna, setelah ada tindak lanjut berupa perjanjian kerjasama (PKS), pihak Pupuk Kujang akan memberikan perhatian khusus untuk Kabupaten Bandung agar suplai pupuk bersubsidi terjamin.
“Mudah-mudahan dengan MoU tersebut ketersediaan pupuk bersubsidi bisa terjamin dan lancar, itu sebagai salah satu upaya bagaimana kita meminta jaminan suplainya lancar, karena tahun kemarin kan alokasinya dikurangi dan alokasinya tidak lancar,” ungkap Tisna kepada media.
Ia berharap, jika suplai pupuk bersubsidi lancar, para petani bisa memanfaatkan pupuk bersubsidi tersebut dengan bijaksana, disamping itu mereka juga harus mau memakai pupuk organik yang ada di sekitarnya. Jadi pupuk kimia di starter (awal penanaman), tetapi pemupukan lanjutannya menggunakan pupuk kandang atau organik,” kata Tisna.
Selain itu, tutur Tisna, mulai tahun depan, Pemerintah Kabupaten Bandung akan menggulirkan premi asuransi pertanian sebagai jaminan kepada para petani jika terjadi gagal panen akibat bencana ataupun penyakit maka mereka akan mendapat klaim dari asuransi tersebut,” ungkapnya.
Kegagalan per hektarnya akan diklaim sekitar Rp 6.000.000, itu di tahun anggaran mendatang, mudah-mudahan di pembahasan dengan komisi B itu lancar sehingga seluruh luas area pertanian itu bisa diasuransikan,” jelasnya.
Menurutnya, adanya asuransi pertanian, merupakan upaya meminimalisir kerugian petani manakala terjadi hambatan dalam musim tanam. Seperti musim tanam 2021/2022 itu akan dimulai pada Bulan Oktober 2021 hingga Maret 2022, pada bulan tersebut biasanya bersamaan dengan musim hujan, sehingga terjadi kerawanan terendamnya tanaman akibat banjir, selain itu, kekhawatiran lainnya adalah munculnya penyakit (hama) pada tanaman.
“Tapi kalau persoalan banjir itu saat ini sudah sedikit teratasi, upaya pemerintah melakukan perbaikan Sungai Citarum dan anak sungai lainnya itu sudah memperlihatkan hasil, kalaupun ada banjir didaerah pusat banjir ya hanya sebentar, jadi tidak sampai merendam ataupun sampai merusak tanaman,” paparnya.
Selain asuransi pertanian, di tahun mendatang pemerintah juga akan memberikan jaminan pasar kepada para petani holtikultura agar tidak terjadi fluktuasi harga yang begitu tajam. Programnya dinamakan Sistem Bertani Dengan Agro Solution (Sibedas).
“Jadi, nantinya petani akan dipertemukan dengan off taker beberapa komoditas diantaranya padi, jagung, dan kedelai, itu sudah masuk dalam program Makmur-nya kementerian BUMN, nanti bulan Desember akan di launching tanam perdana atau panen perdana tiga komoditas tersebut,” jelasnya. (Bahar/Edwin)