LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR SIAP HADAPI DATANGNYA MUSIM KEMARAU EL NINO


Jakartanewsonline.com– Cianjur, BMKG memperediksi kemarau ekstrim akan terjadi pada bulan Juli-Agustus tahun ini atau biasa disebut El Nino akan melanda Indonesia juga akan berdampak pada tanaman padi dan tanaman pertanian lainnya. BMKG memprediksi El Nino atau musim panas ektrim akan melanda diberbagai daerah di tanah air. Petanidiharapkan bisa mengantisipasi datangnya musim kemarau ekstrim atau elnino dengan berbagai upaya dan mempersiapkan lahannya jangan sampai kekurangan air.

Perlu diketahui Kabupaten Cianjur Jawa barat mempunyai lahan yang cukup luas untuk pertanian pertanaman padi pandan Wangi. Tanaman Padi ini merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan yaitu beras yang merupakan bahan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak dan pulen dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Luas yang ditanami sekitar 10,392 Ha atau 10,30 % dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata perhektar 6,3 ton dan produksi per-tahun 65,098 ton.

Ali, Seketaris Dinas pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur,  Jumat (9/6/2023)  mengatakan, saat ini pihaknya akan mengantisipasi datangnya musim kemarau tahun ini dengan mempersiapkan kebutuhan air untuk lahan pertanian dengan pompanisasi dan irigasi tersier yang baik,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, saat ini di Kabupaten Cianjur ada yang masih panen padi ada juga yang baru mau masuk musim tanam. daerah Cianju tidak serempak musim tanam padinya. semoga musim kemarau ekstrim tahun ini yang diprediksi oleh BMKG tidak membawa dampak besar untuk pertanian di Indonesia khususnya di Kabupaten Cianjur Jawa Barat,” katanya.

Ujang salah satu petani di Kabupaten Cianjur juga menambahkan, Kabupaten Cianjur memiliki lahan yang cukup luas dan dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi dan tanaman palawija dan tanaman lainnya. Selain itu, sumber daya manusia generasi muda yang dinilai cukup bagus dalam bertani dapat terfasilitasi.

“Saya kira banyak tanah di Kabupaten Cianjur yang bisa di olah dan ditanami produk pertanian, banyak kesempatan pasar yang kita peroleh jika kita olah lahan untuk di tanami produk pertanian. Dan disini banyak generasi muda yang mulai menekuni pertanian karena dianggap menguntungkan hasil yang diperoleh jika bertani,” kata Ujang.

Terkait akan datang musim panas ekstrim tahun ini, ia berharap bisa mendapatkan bantuan pompa untuk mengairi sawah apabila kekeurangan air. serta bantuan benih bila terjadi kerusakan pada tanaman padinya nanti, tutur ujang.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, Maret ini Jawa Barat utamnya Kabupaten Cianjur memasuki musim panen utama. “Maret sebanyak 251 ribu hektare, April 196 ribu hektare,” katanya.

Dadan mengatakan panen di Jawa Barat berlangsung sejak Januari hingga April. Pada Januari luas panen menembus 84 ribu hektare, Februari 143 ribu hektare, Maret 251 ribu hektare, dan April 196 ribu hektare. “Sekarang masuk musim panen utama,” kata dia.

Menurut dia total luas panen sepanjang Januari-April menembus 635.975 hektare, itu setara hampir sepertiga target produksi padi Jawa Barat “Dari rencana produksi di atas 1,7 juta hektare,” kata dia.

Dadan mengatakan seharusnya stok beras pada Lebaran ini Harusnya aman,” kata dia. Harga panen padi juga menguntungkan petani. “Harga sekarang lagi bagus, kalau kacamata saya sebagai pembina. Karena Badan Pangan Nasional sudah menetapkan. Harga kemarin, gabah kering panen ada di angka Rp 5 ribu. Itu memperbaiki harga,sebelumnya Rp 4.200,” kata dia.

Ia juga mengatakan beras panen tersebut diharapkan bisa diserap Bulog. “Harapannya padi dan gabah kita juga dibeli Bulog,” kata dia. Di Indramayu misalnya Bulog ditawari menyerap beras produksi petani dari varietas lokal yang merupakan 75 persen hasil produksi daerah tersebut. “Bulog siap menyerap,” kata dia.

Saat ini HPP untuk gabah dan beras. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 5.000/kilogram, Gabah Kering Panen (GKP) di tingkatpenggilingan Rp 5.100/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp 6.200/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Perum Bulog Rp 6.300/kilogram, dan beras di gudang Perum Bulog Rp 9.950/kilogram.  (Bahar)

Berita Terkait

Top