RONNY NOVIANTO MENEGASKAN, PENGENDALIAN OPT MENJAGA PRODUKSI PERKEBUNAN NASIONAL
Jakartanewsonline.com– Berbagai langkah dan upaya terus dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan untuk menjaga produksi perkebunan nasional diantaranya tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Hal ini penting karena jika produksi menurun bukan hanya produksi crude palm oil (CPO) yang menurun tapi juga pendapatan petani yang juga mennurun.
“Atas dasar itulah Ditjen Perkebunan melakukan penyuluhan kepada pekebun (petani perkebunan) untuk menerapkan pngendalian hama terpadu (PHT) dengan minimalisir penggunaan input kimia yang merupakan titik awal mendukung perkebunan berbasis bioindustry dalam hal zero waste, eco friendly. Ini sebagai pembuktian bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah menerapkan sustainability (keberlanjutan),” ungkap Ronny Novianto dari Ditjen Perkebunan dalam acara Seminar Teknik Kelapa Sawit (STKS) 2023 yang dilaksanakan oleh Media Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), di Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Lebih jauh, Ronny menjelaskan, adapun komponen dalam kegiatan penerapan PHT yakni; Pertama, melatih petani untuk mengenali dan menganalisis ekosistem di kebunnya. Kedua, petani mampu membuat pupuk organik dan bahan pengendali dari bahan – bahan yang ada di sekitarnya serta mengaplikasikan secara mandiri. Ketiga, petani juga mampu untuk membuat pupuk kandang dari ternak yang dimiliki oleh atau ada di sekitar petani. Keempat, input produksi berasal dari kebunnya sendiri.
“Sehingga dalam hal ini kita membimbing dan menyiapkan petani untuk mandiri melalui kegiatan penerapan PHT yang merupakan sekolah lapang bagi petani,” kata Ronny.
Tidak hanya itu, lanjut Ronny, Ditjen Perkebunan juga mengajari petani dalam pembuatan pupuk kandang dan kompos, serta bahan pengendali yang ramah lingkungan yaitu Metobolit Sekunder Agens Pengendali Hayati (MS APH) dalam PPHT untuk mendukung penerapan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) dan pertanian organik.
“Jadi petani yang telah menerapkan penerapan PHT merupakan cikal bakal petani organik,” tegas Ronny. (*/Bahar)