KABUPATEN CIANJUR MULAI MENGERAKKAN PERTANAMAN KOPI DAN TANAMAN KEBUN LAINNYA


Jakartanewsonline.com– Cianjur, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat ini mendorong dan terus menggerakkan pertanaman kopi di sejumlah kecamatan untuk terus meningkatkan produksi kopi dan tanaman kebun lainnya guna mengembalikan kejayaan Cianjur sebagai pemasok kopi dan tanaman kebun lainnya hingga ke luar negeri. Selama pandemi kopi Cianjur tetap mendapat pesanan dari berbagai daerah seperti Bali, Lombok, hingga Nias.

Bastari, SP, SH, MP, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kaupaten Cianjur Jawa Barat,Kamis (6/7/2023) mengatakan, saat ini ada lahan yang sudah disiapkan 100 hektare di enam kecamatan untuk pertanaman kopi di daerah Cianjur selatan CPCL nya sudah siap semua dan siap untuk ditanami kopi tentunya dengan adanya koordinasi dengan progran Ditjen Perkebunan Kementan pusat,” katanya.

Saat ini semua data perlengkapan CPCL (Calaon petani dan calon lahan) mulai disiapkan untuk nantinya diajukan ke Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, mudah mudahan dalam waktu dekat ini kami ajukan kesiapan cpcl nya terkait lahan 100 hektare tersebut dan mudah-mudahan cepat realisasi,” kata Bastari.

Terkait lahan kopi di Kabupaten Cianjur kata Bastari yang akrab disapa pak Jamal mengatakan, ada lahan tanaman kopi 3 ribu hektare tanamann kopi jenis robusta. dan jenis kopi arabika ada 9 ratus hektare pertanaman kopi di kecamatan cugenang, kecamatan Pacet dan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, petani kopi di Kabupaten Cianjur lebih cenderung tanam kopi Arabika dibanding kopi jenis robusta, alasannya kopi arabika harganya bagus berkisar 13 ribu per kilo gram dalam bentuk cerinya. Kalau harga kopi robusta harganya dibawah harga kopi arabika,” kata Bastari.

Ditempat terpisah Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pengembangan berbagai jenis kopi di Cianjur terus ditingkatkan baik yang mendapat pembinaan dari dinas terkait atau kelompok tani mandiri yang dapat mendongkrak produksi kopi di berbagai kecamatan mulai dari utara hingga selatan.

“Sejak ratusan tahun lalu, kualitas kopi Cianjur sudah diakui hingga luar negeri, bahkan kita pernah menjadi wilayah yang mengirim kopi hingga ke Eropa. Kejayaan itu, harus dikembalikan. Saat ini di beberapa kecamatan di utara dan selatan terus mengembangkan kawasan penanaman kopi,” katanya di Cianjur.

Pihaknya akan mendorong petani atau kelompok tani kopi untuk mengembangkan tanaman kopi mulai dari biji hingga pengemasan dengan menyediakan pasar tetap, sehingga kopi Cianjur dapat kembali dikenal hingga mancanegara serta mengupayakan penambahan lahan yang dapat digarap bersama dengan instansi terkait seperti Perhutani.

“Saat ini kecamatan yang sudah mengembangkan kopi dengan produski mencapai ratusan ton setiap tahun di Kecamatan Pacet yang terkenal dengan Kopi Sarongge, Kecamatan Sukanagara dengan Kopi Gunung Sungging, Kecamatan Sukaresmi, Campaka, Gekbrong dan Kadupandak dengan kopi jeruknya,” kata Herman.

Ketua Kelompok Tani Mandiri Gunung Sungging di Kecamatan Sukanagara, Ayi Kahfi mengatakan selama pandemi COVID-19 tingkat pemesanan kopi Cianjur menurun tajam yang biasanya dipesan pemilik kedai dari berbagai daerah seperti Cianjur, Bandung, Jakarta, Bali, Lombok dan Nias, setiap bulan mencapai 1 ton, namun saat ini hanya hitungan kilogram per bulan.

Perlu diketahui saat ini Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kolaborasi dalam memaksimalkan fungsi Nurseri Modern di Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur yang sudah dibangun sejak 2022 lalu.

Nurseri Modern dengan luas 6,7 hektar terdiri dari bangunan utama greenhouse, shading house, dan calon Kebun Induk itu diharapkan mampu memaksimalkan sektor perkebunan.

Nurseri Modern yang dikelola Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP), harus mampu bersaing untuk membangun sektor perkebunan yang lebih baik.

Sementara, Kepala Puslitkoka Indonesia, Dini Astika Sari mengatakan, jika pihaknya siap untuk bekerja sama dengan Kementan melalui Ditjen Perkebunan untuk membangun nurseri tersebut.

“Pada prinsipnya Puslitkoka siap untuk kerja sama dengan Ditjen Perkebunan dalam mengembangkan nurseri, demi terjamin dan tersedianya benih unggul komoditas perkebunan yang bermutu baik dan berkualitas,” papar Dini.

“Semoga dapat terus saling bersinergi dan berkolaborasi dalam membangun perkebunan yang lebih baik, tidak untuk saling berkompetisi, tapi untuk saling mengisi, melengkapi, memproduksi dan mendistribusikan benih unggul yang berkualitas ke berbagai wilayah pengembangan perkebunan, khususnya daerah yang belum terjangkau.

Nurseri Modern di Gekbrong itu,juga memerlukan bahan tanam untuk produksi benih maupun breederseed (benih penjenis) untuk membangun kebun induk.Oleh karena itu BBPPTP Surabaya meminta dukungan Puslitkoka sebagai bentuk sinergi dalam membangun dan mensukseskan operasional Nurseri Modern Gekbrong,” katanya.  (Bahar)

Berita Terkait

Top