PRODUKSI JAHE DI SUKABUMI MELIMPAH, HARGANYA SAAT INI TURUN DRASTIS


Dede Iskandar Ketua kelompok tani Ridhomanah, di Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Selasa (27/4/2021) (foto Bahar By jakartanewsonline.com)

Jakartanewsonline.com- Sukabumi, Pertanaman jahe merupakan salah satu sektor yang berpotensi besar terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat memiliki luas lahan baku sawah 56.782 ha. Sebagian besar lahan di Sukabumi ditanami komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai dan tanaman jahe.

Pantauan media di Kabupaten sukabumi mendapatkan informasi kalau produksi jahe di petani saat ini melimpah. Tetapi harga jahe saat ini turun drastis dibanding tahun 2000 lalu. Tahun lalu saat awal masa pandemi covid-19 Salah satu jenis tanaman obat yang mengalami peningkatan drastis adalah jahe, sehingga petani berbondong-bondong menanam jahe yang berdampak terhadap peningkatan permintaan benih tanaman jahe. Permintaan jahe sangat besar dan penggunaannya beragam mulai dari bumbu masak maupun bahan jamu atau ramuan herbal. Selama masa pandemi Covid-19 ini, sejumlah petani maupun penangkar benih jahe kewalahan untuk memenuhi permintaan.

“Tahun lalu permintaan akan Jahe melonjak dengan harga jual yang ikut meroket, mengingat komoditi ini menjadi salah satu tanaman herbal yang paling diburu karena diyakini berkhasiat memperkuat imunitas atau daya tahan tubuh.

Harga jahe saat ini di Kabupaten Sukabumi turun drastis dipasaran, diakibatkan produksi jahe di petani melimpah. Petani berlomba-lomba tanam jahe seperti tahun lalu. Produksi jahe di Sukabumi saat ini melimpah. Demikian disampaikan Dede Iskandar Ketua kelompok tani Ridhomanah,saat wawancara dengan media di Desa Cijulang, Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Selasa (27/4/2021).

Menurut Dede,luas lahan tanam jahe di desa cijulang kecamatan jampang tengah Kabupaten Sukabumi Provinsi jawa barat, ada 1500 hektare. Luasan yang digarap oleh kelompok tani, lahannya ada yang berupa hamparan luas dan ada juga lahan spot-spot.  Produksi jahe dengan luas 1 hektare mencapai 10 sampai 12 ton. Harga jahe sekarang lagi jelek harga turun drastis hanya berkisar 8 ribu sampai 10 rb rb per kilo gram (Kg) ditingkat petani, harga sebelumnya Rp 18 ribu sampai 20 rb per kg. Kondisi ini sangat memberatkan petani karna modal tanam per pohon itu harganya 7 rb per pohon belum lagi biaya pupuk dan pengolahannya. Pada saat panen butuh biaya angkut berkisar 1000 perak,” kata Dede.

pak Mudo salah satu ketua kelompok tani Sinar pelangi Desa Sudajaya Girang Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi. (foto Bahar Jakartanewsonline.com)

Dede juga mengungkapkan, terkait pemasaran atau penjualan hasil panen jahe petani disini, biasanya dibeli oleh tengkulak atau pembeli yang sengaja datang dari luar kabupaten sukabumi. Tetapi pada umumnya petani disini menjual hasil panen jahenya lansung dibawa kepasar-pasar terdekat,” ungkap Dede.

Menurut Dede, kelompok tani Ridhomanah tanam jahenya secara swadaya. Kelompok taninya membawahi 16 poktan, 1 poktan anggotanya berjumlah 30-50 orang. Terkait jenis jahe jenis gajah yang diminati untuk ditanam oleh kelompok taninya, setiap pohonnya bisa mencapai 2 sampai 3 kg hasilnya. sedangkan jahe merah atau jahe emprit hasinya hanya berkisar 1 kg per pohonnya. Jahe gajah juga cocok untuk pengobatan, selain untuk komsumsi sehari-hari di masyarakat. Pertimbangan dari sisi hasil juga lebih menguntungkan tanam jahe jenis gajah dibanding jahe merah atau jahe jenis emprit.  Jahe gajah bisa dipanen sekitar 4 sampai 6 bulan untuk dijual ke pasar, tetapi untuk buat bibit lagi baiknya umur tanamnya berkisar 10 sampai 12 bulan,” Tuturnya.

Harapan petani jahe di Sukabumi ini dengan harga rendah, mudah mudahan pemerintah dalam hal ini Kementerian pertanian bisa membantu bibit jahe dan pupuk cairnya, karena bibit jahe harganya mahal Rp 40 rb sampai 45 rb per kg, harga obat-obatan pungisida atau pupuk nya juga saat ini mahal tidak sesuai dengan harga jual saat ini. Ditambah lagi tanaman jahe sangat rentan dengan serangan hama ulat.

Dede juga menjelaskan, Pertanaman jahe biasanya pada bulan juli atau bulan agustus karena melihat kondisi cuaca dan air, biasanya tanam jahe dimulai sebelum musim hujan petani sukabumi sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian utamanya bibit dan pupuknya, bibit jahe ada juga jahe emprit dan jahe merah, tetapi kurang diminati oleh petani untuk ditanam karna hasinya kurang bagus dan dari sisi penjualannya pun tidak seperti jahe gajah, yang hasinya jahenya besar dan kalau dijual kepasar sangat cepat lakunya.  Disamping untuk komsumsi masyarakat dan untuk dijual ke pabrik.

Ditempat berbeda, pak Mudo salah satu ketua kelompok tani Sinar pelangi Desa Sudajaya Girang Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi juga mengatakan, terkait jahe di daerah dingin, yang katanya kurang bagus ditanam, terbukti di daerah dingin salabintana terbukti bagus hasilnya. Mencapai 10 ton per hektarenya. Jenisnya yang ditanam jahe emprit dan jahe gajah. Memang jenis jahe merah harganya mahal kalau duijual, tetapi hasilnya saat dipanen tidak sebanding dengan ongkos produksi tanamnya, hasinya sedikit.

Daerah salabintana terkenal dengan tanaman bunga hiasnya. tetapi petani juga saat ini petani menanam jahe berdampingan dengan tanaman hias lainnya atau dengan tumpang sari dengan pohon kakao. Hanya kendalanya saat ini harga jahe lagi murah harganya akibat produksi melimpah. Berharap pemerintah atau dari Kementerian Pertanian mau membantu mencari solusi untuk pemasarannya. Utamnya kami bisa dibantu bibit jahe dan pupuknya. Dengan harga jahe yang rendah ini, kami petani kesulitan membeli bibitnya yang harganya tidak menutup hasil penjualan jahe dengan harga yang ada saat ini,” katanya.

Ditempat yang sama, Iqbal Salah satu pengerak dan kordinator kelompok tani wilayah kabupaten sukabumi mengatakan, petani atau kelompok tani itu, kalau ada bantuan apapun dari pemerintah atau dari kementerian pertanian pasti mereka akan tanam.  ia juga saat ini sudah menyiapkan benih jahe bersertifikasi dengan cara swadaya. berkisar 100 ton bibit jahe berlabel yang dianjurkan oleh pemerintah.

Kalau pemerintah atau dalam hal ini kementerian pertanian membutuhkan bibit jahe berlebel atau bersertifikasi, pihaknya siap bekerjasama untuk menyiapkan bibit tersebut dalam jumlah yang banyak, kata Iqbal. (Bahar)

Berita Terkait

Top