TAHUN INI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN GARUT NAIK 20 PERSEN LEBIH DIBANDING TAHUN LALU


Gambar persawahan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

Jakartanewsonline.com– Garut, Kabupaten Garut adalah salah satu sentra produksi pertanian terbesar di Provinsi Jawa Barat utamanya pertanaman padi. Diprediksi produksi gabah dari petani tahun ini, mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen lebih dibanding capaian tahun lalu.

“Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat mengklaim surplus gabah kering beras tahun ini hingga 60 ribu ton. Angka itu tercapai, setelah target produksi yang dibebankan pemerintah berhasil dilewati.

Pantauan media ke kabupaten Garut, Jumat (30/7/2021) mendapatkan laporan bahwa produksi gabah dari petani tahun ini, mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen lebih dibanding capaian tahun lalu. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat kepada media.

Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika juga mengatakan, tahun ini Kabuapten Garut surplus target produksi pemerintah pusat sekitar 2.000 hektare. Musim hujan yang terbilang panjang tahun ini, berperan penting menjaga pasokan air di area lahan tanam milik petani di Kabupaten Garut,” katanya.

“Alhamdulillah ketersediaan air cukup bagus dan aman, bahkan melebih target. Rata-rata (kenaikan) antara 12 sampai 20 lebih persen dari target tahun ini.Tahun ini, pemerintah pusat menargetkan area tanam produksi padi di Garut mencapai 10.200 hektare, tetapi dalam praktiknya sebaran produksi mencapai 12.300 hektare atau surplus hingga 2 ribu hektare.

“Kalikan (hasil panen gabah) saja 5,2 ton per hektare, jadi sekitar 60 ribu ton kita surplus, Kondisi itu berbanding terbalik dengan capaian tahun lalu yang memiliki musim kering atau kemarau lebih lama, sehingga menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika juga menjelaskan, sejumlah produk pertanian dari Garut terus disuplai untuk memenuhi kebutuhan pasar luar daerah di kota-kota besar untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat,” jelasnya.

“Hasil evaluasi sampai dengan hari ini pemerintah daerah menjamin ketersediaan pangan seperti sayuran bagi masyarakat terutama Jabotabek.kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika.

Ia juga menuturkan, petani di Kabupaten Garut cukup banyak memproduksi berbagai jenis pertanian selain komoditas utama padi, yaitu jenis sayuran seperti sawi, bawang merah, kubis, dan sebagainya yang selama ini dikirim ke berbagai pasar dalam dan luar kota terutama ke Jabodetabek.

Sejak PPKM Darurat yang dimulai tempo hari,kegiatan pertanian hingga pendistribusian ke pasar lokal maupun pasar induk di berbagai luar kota di Bandung, Jakarta, dan kota besar lainnya, bahkan sampai luar pulau berjalan lancar.Distribusi pangan tidak ada hambatan selama PPKM Darurat,” katanya.

Ia menyampaikan selama PPKM Darurat aktivitas petani tetap berjalan seperti biasa, utamanya hasil panen padi termasuk komoditas sayuran juga cukup bagus dan dijual kepada pelaku usaha maupun pengepul.

Kepala Dinas Pertanian Garut, Beni Yoga Guna Santika menjelaskan, di wilayahnya cukup banyak menerima manfaat peogram dari Kementerian Pertanian (Kementan). Setidaknya ada 10 kecamatan di Kabupaten Garut yang mendapat program dari kementan. Salah satu fokus program adalah pembinaan kelembagaan pertanian di wilayah penerima manfaat IPDMIP, khususnya terkait pengaturan air.

“Kita sudah banyak menerima manfaat dari kegiatan program Kementan. Fokus pembinaan penanamn padi, terutama pengaturan air. Meski di tengah pandemi ternyata produksi meningkat. Peningkatan itu terjadi di wilayah-wilayah penerima manfaat Progran tanam padi Kementan serta Irigasi teknis dengan bimbingan teknis, sehingga berkontribusi pada peningkatan produktivitas,” kata Beni Yoga Guna Santika.

Ia juga mengungkapkan, di sisi lain, hal yang juga dilakukan pihaknya di Garut adalah persemaian benih padi. Selama 1,5 bulan sebelum panen dan masa tanam kedua, persemaian benih padi telah dilakukan. “Di Garut ini ada kelompok petani milenial yang sudah bergerak di industri pengolahan. Ada beberapa produk langsung saji. Artinya, ada peningkatan nilai tambah dari produksi gabah yang dirasakan kelompok tani,” ungkap Kadistan Garut Beni Yoga Guna Santika. (Bhr)

Berita Terkait

Top