DIREKTORAT PPHH HORTIKULTURA KEMENTAN BANTU PEMBIYAYAAN PEMBANGUNAN GUDANG PASCA PANEN DI KABUPATEN TEMANGGUNG


 

Jakartanewsonline.com– Temanggung, Ditjen Hortikultura Kementan melalui Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hortikultura (PPHH) Kementerian Pertanian RI, membantu sekaligus mendanai pembangunan gudang pasca panen petani sayuran di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Menurut informasi dilapangan, Bantuan berupa pembiyayaan pembangunan ada 4 yunit Gudang pasca panen seluas 8×10 meter persegi untuk petani sayuran di kawasan pertanian yang terbagi di beberapa titik Desa di kabupaten Temanggung Jawa Tengah, dengan nilai bantuan 1 yunit gudang senilai 190 juta. Termasuk pembiyaan pembangunan 1 yunit bangunan Sub Terminal Agrobisnis (STA) dengan nilai 130 juta. 2 yunit pembiyaan bangunan bangsal senilai 380 juta.

Pembangunan Gudang pasca panen tersebut didanai oleh Direktorat PPHH Hortikultura Kementan bekerjasama Kepala Desa setempat untuk penyediaan lahannya. Menurut kepala Desa Kuandungan jurang Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung, ibu Sriyani saat diwawancara media, Jumat (20/5/2022) mengatakan,pihaknya hanya menyediakan lahan untuk penampungan hasil tanaman sayuran, bawang merah, kubis dan cabai untuk para petani disini. alhamdulillah Direktorat PPHH Hortikultura yang membiyayai pembangunan gudangnya,” katanya.

Kades Kuandungan juran dengan petani dan perangkat Desa berfoto di depan STA (foto Bahar Jakarta News 20/5/2022)

“Hasil panen petani seperti Cabai, bawang merah, kubis dan sayur sayuran di tampung di STA gudang ini, selanjutnya disortir dan dikirim ke pasar pasar untuk dijual. para petani yang tergabung dari beberapa kelompok tani nantinya akan memanfaatkan gudang STA ini untuk menampung hasil panennya sekaligus pengangkutan untuk pemasarannya,” kata Kades Sriyani.

Kades Sriyani juga mengatakan terima kasih kepada Direktorat PPHH Hortikultura atas bantuan pembangunan Gudang STA ini untuk petani di desanya.Dengann adanya Gudang STA ini yang dibiyayai oleh PPHH Hortikultura Kementan nantinya sangat dirasakan manfaatnya petani disini karena bisa juga sebagai sarana transaksi jual beli petani dengan pembeli yang lansung datan ke STA agrobisnis ini. Semoga dengan adanya bantuan ini perekonomian didesanya akan berjalan lebih baik lagi kedepan sesuai harapan masyarakat Desa Kuandungan jurang,” katanya.

Ia juga mengatakan, mewakili ratusan petani sayuran didesanya sangat bersyukur bisa bekerjsama Direktorat PPHH Hortikultura dan bisa mendapatkan bantuan untuk pembangunan gudang STA agrobisnis ini, walaupun masih banyak kekurangan tapi sangat bersyukur dengan adanya kerjasama bantuan pembangunan Gudan ini dari PPHH Hortikultura.

Suwoto salah satu petani di Desa Kuandungan jurang mengatakan, dengan adanya STA gudang pasca panen ini di desanya merasa sangat terbantu. Sebab, biasanya hasil panennya dibawa sendiri kepasar dengan tidak ada kepastian harga karena belum di sortir. Dengan adanya gudang STA ini hasil panennya bisa langsung dibawa ke gudang STA dan pembelinya sudah ada yg menunggu dengan membawa kendaraan sendiri di area STA tersebut,” katanya.

Terkait program Koorporasi dan Koperasi petani di Kabupaten Temanggung oleh Ditjen Hortikultura, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat (STO) Ditjen Hortikultura, Tommy Nugraha mengatakan, petani itu ada yang bisa meminits atau menangani sendiri usahanya ada juga yang tidak, dan tidak selalu harus dari pemerintah. Contonya seperti ini, ketika petani akan tanam dan butuh benih, ada koorporasi yang mencarikan benihnya. Dengan kehadiran Koorporasi atau koperasi petani bisa mudah mendapatkan atau membeli kebutuhan pertanianya,” katanya.

Selama ini kata Direktur STO Hortikultura Tommy Nugraha, ada petani yang tidak bisa jual hasil panennya, ada panen yang harga jualnya rendah, keberadaan Koorporasi dan koperasi itu yang bekerja untuk mereka dari hulu ke hilir agar petani bisa merasakan hasil panen nya dengan baik tentunya dengan harga yang baik juga,” tuturnya.

Senada dengan program Food Estate Hortikultura yang saat ini lagi gencar gencarnya di galakkan oleh pemerintah di berbagai daerah di Indonesia, program Food Estate Hortikultura melaui Ditjen Hortikultura Kementan akan menjadi program terintegrasi. Melihat potensi kebutuhan pasar untuk buah buahan baik lokal maupun ekspor yang masih terbuka lebar,

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura tengah merintis pengembangan kawasan berbagai buahan terintegrasi berskala luas atau dikenal sebagai Food Estate. Upaya tersebut sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada pertemuan G20 di Italy beberapa waktu lalu untuk memetakan wilayah yang potensial dikembangkan menjadi calon lokasi Food Estate baru. Food Estate Hortikultura Mangga yang kini tengah dirintis di Gresik akan menjadi model yang pertamakali dikembangkan di Indonesia.

Beberapa waktu lalu Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto saat kunjugan kerjanya ke Gresik  menyebutkan kalau Food Estate Mangga di Gresik yang mulai dikembangkan tahun ini ditargetkan akan mencakup kawasan mangga seluas 1.000 hektar. dan pertama kalinya di Indonesia.

Lebih baik yang berupa intensifikasi maupun perluasan areal baru. Model yang dikembangkan berupa kemitraan antara kelompoktani dengan pelaku usaha (offtaker). “Substansi Food Estate Mangga ini adalah penataan kawasan produksi dan pemasaran melalui skema kemitraan close-loop. Konsep tersebut selain menjadi solusi bagi petani juga mendorong daya saing mangga nasional,” tutur Prihasto dengan nama sapaannya akrabnya, pak Anton.

“Tahap awal kata dia, Tim Kementan telah melakukan survei, pendokumentasian, pemetaan lapangan, identifikasi kebutuhan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat serta calon offtaker nya. Grand Design juga sudah disiapkan. Kami optimis substansi FE ini nantinya bisa berjalan dengan baik, dan sukses”, ungkapnya.  (Bahar)

Berita Terkait

Top