PENGGUNAAN ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) MEMPERCEPAT PANEN PADI DI BANDUNG


Jakartanewsonline.com– Bandung, Dengan adanya program bantuan Alat mesin pertanian (Alsintan)  dari Kementerian Pertanian RI, serta Bantuan APBN dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan program pertanian lainnya sangat membantu petani di Jawa Barat khusunya para petani di Bandung dan sekitarnya. Dengan penggunaan alsintan  sangat membantu petani mempercepat panen padi  tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Yayat salah satu petani yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, saat bincang-bincang pada pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan sekitarnya, Jumat (2/9/2022).

Yayat juga mengatakan, adanya gerakan mekanisasi tanam dan panen untuk padi yang telah dijalankan Kementan dengan menggunakan alsintan traktor dan combine harvester sangat membantu pembangunan pertanian dan panen padi membutuhkan waktu singkat oleh petani itu sendiri di Kabupaten Bandung.

Menurut Yayat, penggunaan alsintan saat tanam dan panen padi di Bandung berpengaruh besar untuk hasil yang didapatkan petani, dibandingkan dengan panen secara manual tanpa penggunaan alsintan,” tutur Yayat.

“Penggunaan alsintan yang didukung dengan adanya pembuatan irigasi tersier dan irigasi perpipaan di kabupaten Bandung Jawa Barat, produksi padi di Kabupaten Bandung tahun ini semakin meningkat,” ungkap Yayat.

Yayat juga menjelaskan, dengan adanya pemanfaatan alsintan dan irigasi pengairan ke sawah-sawah dan pengairan lewat pipa-pipa oleh pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PSP Kementerian Pertanian panen beberapa tahun belakangan ini sampai sekarang hasil panen padi para petani semakin membaik dan mengalami peningkatan,” jelasnya..

Menurut Yayat, biasanya panen padi di lahan 1 hektare 5 sampai 6 ton, dengan adanya penggunaan alsintan serta irigasi dan pengairan yang baik meningkat menjadi 7 ton lebih per hektare nya,” kata Yayat.

dengan adanya irigasi dan pengairann yang baik hasil panen padi tahun ini diprediksi di daerah bandung dan sekitarnya lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Berharap kedepan dilakukan lagi program-program bantuan perpipaan yang banyak untuk mengairi sawah yang jauh dari sumber air agar pengairan merata ke setiap pelosok desa-desa ungkapnya.

Asep salah satu petani di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat juga mengatakan,program -program Kementerian pertanian sudah banyak membantu para petani di desanya. Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah pernah merealisasikan program pembangunan irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Karya Cinta Asih di Desanya di Pasirhalang,” kata Asep.

Menurut Asep selain program penggunaan alsintan ada juga Program pembangunan irigasi perpipaan oleh PSP kementerian Pertanian sangat membantu para petani untuk pengairan sawah-sawah yang kekurangan air di musum kemarau.Kalau musim hujan petani tidak terlalu khawatir kekurangan air, tapi kalau musim kemarau irigasi perpipaan sangat membantu para petani yang sawahnya kekurangan air,” tuturnya.

Asep berharap program terkait bantuan alsintan dan irigasi kedepan ditambah lagi untuk para petani. Misalnya penambahan pembanguna irigasi tersier dan irigasi perpipaan, agar petani tidak lagi kekurangan air saat musim tanam padi. Kalau kekurangan air sangat berpengaruh dengan hasil panen nya,” katanya.

Pantauan lapangan ke daerah Bandung dan sekitarnya mendapatkan informasi, bahwa prakiraan luas panen lahan pertanian padi tahun ini di Kabupaten Bandung mencapai 19.820 hektare pada November-Desember 2022 ini. Hal itu setelah periode tanam pada Agustus-Oktober seluas 20.860 hektare. Dengan produksi gabah kering panen 123.478.600 kg atau beras 86.435.020 kg.

Jumlah penduduk 3,4 juta dan kebutuhan konsumsi beras 27.774.000 kg/bulan di Kabupaten Bandung. “Kebutuhan beras antara November 2021 hingga Januari 2022 sebanyak 83.232.000 kg, maka cadangan beras mencapai 3.203.000 kg. Artinya, persediaan beras dari sisi produksi di Kabupaten Bandung untuk menghadapi Bulan puasa dan Hari Raya Lebaran Tahun 2022 ini diharapkan semua kebutuhan pangan tercukupi.

Potensi panen se Kabupaten Bandung panen mendatang diprediksi seluas 9.354 ha dengan estimasi produksi 57.195 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan pada Agustus nanti diprediksi panen hingga 11.037 ha dengan estimasi produksi 78.061 ton GKG. Harga rata rata Rp 4.700-/kg gabah kering panen (GKP) dan Rp 5.800/kg GKG.

“Di Kabupaten Bandung, hamparan seluas 152 hektar siap dipanen nanti dengan varietas inpari 30 dengan produktivitas sekitar 6,8 ton GKP/ hektar dan harga GKP Rp 4.700/kg. Pada musim panen diharapkan tetap jaga stabilisasi harga dan tentunya ini sekaligus menambah kesejahteraan petani.

Mentan SYL didampingi Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar saat di konfirmasi di Kabupaten Bandung, saat melakukan pantauan di Kabupaten Bandung mengatakan, memang betul saat ini petani di Kabupaten Bandung sudah mengoptimalkan semua lahan-lahan tidur untuk ditanami padi atau tanaman-tanaman lainnya seperti sayur sayuran. Dan tentunya didukung oleh alat mesin pertanian yang  bisa membantu mempercepat proses tanam dan proses saat panen padi di bandung khusunya di Jawa Barat.

Lahan-lahan pertanian di Kabupaten Bandung terus dioptimalkan untuk menghasilkan produksi padi secara kontinyu, setelah selesai panen langsung tanam lagi,” katanya.

Kabupaten Bandung saat ini sudah memasuki masa panen padi ada juga yang mulai tanam padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare,,” kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar.

Ditempat terpisah, Kepala Bidang Prasarana dan sarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir. Edi Mulyana menambahkan, dengan adanya penggunaan alsintan saat tanam dan panen padi  serta program irigasi tersier yang didanai oleh Kementerian Pertanian, banyak sekali manfaat dirasakan oleh petani di Provinsi Jawa Barat utamnya di Kabupaten Bandung.

Ia juga mengatakan, dengan adanya penggunaan mekanisasi alat pertanian yang modern serta bantuan APBN dari direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan terkait pembuatan irigasi tersier, pembangunan Embung dan bantuan pompanisasi untuk petani di Kabupaten Bandung, hasil panen padi jagung dan komoditas pertanian lainnya sangat baik

Menurut Edi Mulyana, Bantuan alsintan dan anggaran irigasi tersier dari Direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan jumlahnya ada puluhan Irigasi yang tersebar di 16 kecamatan di Bandung Barat ini. Saat ini di Kabupaten Bandung Barat memasuki musim panen padi dan musim tanam padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare.

Terbukti dengan adanya bantuan Irigasi tersier, embung dan pompanisasi dari kementerian pertanian, petani di kabupaten Bandung sangat terbantu dan hasil panen petani terus alami peningkatan produksi, intinya dengan adanya bantuan tersebut dari Kementan petani sangat merasakan manfaatnya,” kata Edi Mulyana.

Perlu diketahui bahwa, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Irigasi Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mencanangkan program Rehabilitasi JaringanIrigasi Tersier (RJIT) untuk meningkatkan produksi padi disetiap daerah di Indonesia.

Menurtnya, sebelum menggunakan alsintan produksi rata-rata sebesar 6,3 ton per hektar (ha) namun dengan menggunakan combine harvester hasil panen pun meningkat. Selain itu, panen dengan menggunakan alsintan menjadi solusi untuk sulitnya mendapatkan tenaga kerja panen pada saat panen raya namun tetap tak mematikan peluang untuk tenaga kerja panen.

“Dengan penggunaan alat panen ini masalah tenaga kerja yang semakin sulit juga dapat teratasi dan pelaksanaan panen dapat lebih cepat. Bahkan penggunaan alsintan ini bisa mengantisipasi disaat masa panen serentak, sehingga tak mengalami kekurangan tenaga kerja,” katanya.

“Panen dengan cara konvensional memerlukan waktu yang agak lama, losses rata-rata mencapai delapan persen. Sekarang ini dengan mekanisasi panen pertanian menggunakan alsintan combine harvester tersebut bisa menekan kehilangan hasil panen sampai enam persen, sehingga kehilangan hasil semakin sedikit, yaitu sekitar dua persen,” ujarnya saat melaksanakan kegiatan panen dan sosialisasi alsintan combine harvester

“Dengan combine besar ini panen lebih efektif dan efisien terutama dari segi waktu panen dapat lebih cepat karna satu hektar lahan dapat diselesaikan selama dua jam selain itu gabah tidak berceceran sehingga losis hanya dua persen dan tidak perlu dilakukan lagi pembersihan gabah dalam karung.

Sementara itu, Dirjen Prasarana Dan sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, bahwa saat ini pertanian berbasis teknologi telah terapkan di berbagai daerah. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan efisiensi, produktivitas dan nilai tambah dan akhirnya meningkatkan perekonomian bangsa.

“Dalam mewujudkan komitmen membangunan ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi pangan strategis salah satunya padi dilakukan dengan menerapkan konsep pertanian yang maju, mandiri dan modern. Penggunaan combine harvester ini selain menghilangkan losses, juga mempercepat petani dalam olah tanah dan tanam,” katanya.

Dirjen PSP, Ali Jamil  juga mengatakan,  Kementan tak hanya mendorong mekanisasi pertanian, namun juga mendorong dengan program Irigasi tersier dan irigasi perpipaan dan program pupuk bersubsidi serta memfasilitasi petani dengan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan. Ke depannya, petani dapat secara maju, mandiri dan modern dalam memenuhi kebutuhannya dalam peningkatan produksi pangan. (Bahar/Edwin)

 

 

 

Berita Terkait

Top