PERTANAMAN BUNGA HIAS DI CIANJUR SEMAKIN DIMINATI PETANI


 

Jakartanewsonline.com– Cianjur, Pertanaman bunga hias di daerah Cianjur Jawa Barat dan sekitarnya semakin diminati petani sebagai tambahan penghasilan untuk menopang ekonomi keluarga. Hal ini diungkapkan Kang Kandi salah satu petani tanaman hias di Cianjur Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020).

Pantauan media ke Kabupaten Cianjur Jawa Barat mendapatkan laporan bahwa, Banyak petani atau buruh tani yang menanam bunga hias di pekarangan rumahnya masing-masing untuk menambah penghasilan dan penopang ekonomi keluarga. Disamping menjadi petani padi dan petani sayur mayur, petani juga menanam tanaman hias, karena dianggap tanaman hias tidak terlalu membutuhkan perawatan khusus.

Menurut Kandi saat bincang-bincang dengan media, Kalau untuk Cianjur, pasar bunga paling besar itu ke Jakarta, tapi warga lokal cianjur dan kabupaten lain dari Jawa barat juga sering datang untuk membeli bunga , tapi sejak adanya COVID-19 benar-benar sangat lesu permintaan bunga hiasnya,” kata kandi.

Menurut Kandi saat musim panen tiba, biasanya pengiriman bunga kepada pembeli dilakukan dalam waktu dua hari sekali. Namun sejak adanya COVID-19, permintaan pasokan bunga total tersendat dan kadang berhenti dari sejumlah daerah.

“Kita harus pintar-pintar mensiasati penjualan bunga hias ditengah covid corona ini. kalau pangsa pasar di setiap daerah didalam negeri lesu, kita optimis akan melakukan ekspor dengan bantuan karantina Pertanian dan bantuan Ditjen Hortikultura Kementan,” kata Kandi dengan nada optimis.

Kandi juga menuturkan, Cianjur sebagai salah satu sentra penjual bunga dan tanaman hias di Jawa Barat bahkan di Indonesia, mengalami dampak lansung pandemi corona.Berbagai jenis bunga seperti mawar, karnesen, snapdragon, dan jenis bunga lainnya tetap dipanen para petani namun sepi penjualannya. Sebulan belakangan, para petani bunga ini kehilangan pangsa pasarnya. Bahkan para petani harus menanggung kerugian puluhan rupiah setiap bulannya.

Ia pun cukup kesulitan mengakali kondisi pasar saat ini. Sementara perawatan kebun dan kebutuhan hidup keluarga butuh biaya yang tidak sedikit dan jika dibiarkan bunga-bunga akan mati dengan sendirinya, petani akan rugi,” tutur Kandi.

Kandi juga berniat kerjasama dengan para petani bunga hias lainnya di Cianjur untuk mengembangkan pangsa pasarnya untuk ekspor ke berbagai negara yang membutuhkan bunga hias dari Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, terus mendorong unit kerja di lingkup kerjanya untuk terus mengejar target program peningkatan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian (Gratieks) termasuk ekspor bunga hias dari seluruh Indonesia. Program yang digagas oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo terbukti telah mampu mencatat angka pertumbuhan yang signifikan.

“Tidak ada yang mustahil asalkan kita serius dalam bekerja, Insya Allah pasti akan selalu ada jalan untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia,” ungkap Ali Jamil.

Kepala BPS, Suhariyono beberapa waktu lalu juga mengatakan,bahwa ekspor pertanian dan hasil pertanian tumbuh cukup besar dari Juni ke Juli sampai bulan agustus ini, yang tumbuh positif sebesar 11, 17 persen dan satu diantaranya adalah pertumbuhan tanaman obat dan rempah-rempah termasuk ekspor tumbuhan lainnya.

Menurutnya, sejumlah negara telah masuk ke jurang resesi yang dalam. Perekonomian Indonesia juga ikut melemah, namun sektor pertanian tetap mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,19 persen pada kuartal II-2020.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Akhmad Musyafak melaporkan bahwa kinerja ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 8,6 persen atau naik menjadi 2,4 miliar dolar AS dibanding periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya 2,2 miliar dolar AS.

“Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai 2,4 miliar dolar AS atau meningkat dari sebelumnya yang hanya 2,2 miliar dolar AS,” kata Musyafak.

Di samping itu, kata Musyafak, ekspor olahan pertanian juga turut meningkat pada periode yang sama. Kondisi ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan solusi pasti atas perbaikan ekonomi di tengah pandemi covid-19 yang masih melanda seluruh dunia.

Kapus Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Kementan RI,  Dr. A. M Adnan, MP. juga menambahkan, terkait Tanaman Hias siap ekspor, Umumnya pelaku Tanaman hias dalam negeri yang akan di ekspor ke mancanegara eksportir atau petani banyak yang tidak memperhatikan persyaratan negara tujuan sehingga ada beberapa pengiriman yang ditolak ,

“Macam macam alasannya, pelaku usaha harus memperhatikan persyaratan negara tujuan. Makanya  Karantina hanya dibantu ekspornya saja. Bayak hal peraturan untuk tanaman hias ada surat ijin pengeluaran bukannya kita mau mempersulit ekspor, aturannya seperti itu karna tidak semua komoditas bisa di ekspor oleh Karantina kementerian pertanian. Bisa diatur mana yang boleh mana yang tidak, surat ijin pengeluaran tiap negara yaitu VC,” Kata Adnan.

Kapus KT Badan Karatina Pertanian Kementan Adnan juga menjelaskan, kenyataannya banyak yang tidak lapor lansung berangkat ditangkap di negara tujuan, Harus bebas OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) tertentu. Contohnya kejadian kemaren itu yang ke Jepang, oleh kita sudah diperiksa dan di sertifikasi setelah keluar dari Karantina mereka merubah, identitas dan itegritasnya tidak sama yang dilaporkan di karantina. Ada tanamannya yang diganti ada yang sisipkan otomatis akan kena di negara tujuan.

Pengusaha harus berusaha secara jujur,  Karantian hanya mengawal ekspor,  ada beberapa negara yang mensyaratkan barang itu bebas OPT tertentu dari negara tertentu, pihak Karantina memberikan pembinaan secara teknis tanaman hias darI Ditjen Horti oleh dinas pertanian setempat mereka membina budidayanya, sehingga barang yang dihasilkan bebas dari OPT, Karantina akan mengecek di akhirnya. Harus berkabolorasi sementara ini masih jalan sendiri sendiri.

Iya juga mengatakan, saat ini yang dikembangkan pak Menteri Pertanian adalah kawasan budidaya tanaman, ini akan bagus kalo ada budidaya tanamam hias. Lokasinya sangat baik di kawasan bogor dan dibina dari berbagai instansi dan produsen tanaman hias.

Lebih baik lagi kalau tanaman hias siap ekspor dan pengemasannya sudah memenuhi aturan negara tujuan, itu yang harus dibangun, Eksportir kan banyak pengumpul. Intinya harus mengikuti syarat negara tujuan. Karantina itu tidak mempersulit ekspor tapi harus mengikuti aturan negara tujuan ekspor

Itu yang harus diluruskan kata Adnan ke pelaku usaha dinas juga harus mengawal dan dinas terkait juga. Karantina hanya mengawal saat akan ekspor jangan hanya mengandalkan Karantina yang di border tapi di budidaya juga harus diperhatikan . Membentuk daerah kawasan saat ini adalah ide yang bagus,”

Adnan juga menuturkan, untuk tanaman hias siap ekspor, perlu membangun kawasan produksi tanaman hias dan itu dibina dari berbagai instansu terkait. Saat ini belum ada seperti itu.  Daerah yang cocok kawasan di daerah bogor dan puncak dan sekitarnya termasuk Kabupaten cianjur. (Bahar)

Bagikan Artikel Ini:

Berita Terkait

Top