PETANI UBI JALAR DAN MANGGA DI KABUPATEN SUMEDANG BERHARAP EKSPOR TERUS BERLANJUT


 

 

JAKARTANEWSon- Sumedang, Petani ubi jalar dan mangga gincu di Kabuapaten Sumedang Jawa Barat berharap tanamanannya yang dikembangkan saat ini ekspornya akan terus berlanjut seperti tahun lalu. Demikian disampaikan Nurkaya salah satu petani tanaman ubi ungu di Sumedang, saat wartawan melakukan pantauan di Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Kamis (1/10/2020).

Nurkaya juga mengungkapkan, tanaman ubi ungu sangat berguna bagi kesehatan. Banyak permintaan dari luar Indonesia yang meminta produk tanaman ubi ungu,utamnya ke negara, Turky, Singapura dan Tiongkok bahkan ke negara Eropa,” ungkapnya.

Nurkaya berharap semoga ekspor ubi ungu ini terus berlanjut dan semakin banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan sehat petugas karantina menerbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate. ubi ungu, setelah melalui sertifikasi yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Jawa Barat barulah produknya akan di ekspor ke nagara tujuan.

Menurut Nurkaya, bulan lalu Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil melepas 30 ton ubi jalar (Ipomea batatas) produksi petani Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, untuk di ekspor ke Hong Kong,

“Ubi jalar varietas rancing ini akan dikirim bertahap setiap bulan selama satu tahun dengan total ekspor mencapai 360 ton.Per bulan ada 30 ton yang diekspor dan itu baru ke Hong Kong saja. jenis serupa juga banyak dikembangkan di Kabupaten Sumedang,” kata Nurkaya.

Nurkaya pun mengaku bangga dengan ekspor ubi jalar sebagai bagian dari Gerakan Eksport Tiga Kali (GRATIEKS) produk tanaman pangan di Jabar Tahun 2020 ini. Pasalnya, di tengah lesunya perekonomian dunia akibat pandemi global COVID-19, sektor pertanian di Jabar mampu bertahan dan bisa mengekspor.

“Ubi jalar yang di ekspor ini bertujuan memenuhi kebutuhan warga Hong Kong sebagai bahan tepung, kue, es krim, dan beragam produk olahan lainnya, surplusnya komodoti ubi jalar di Jabar bisa kembali di ekspor tak hanya ke Hong Kong tetapi kenegara lain.

“Harapan saya ekspor tidak hanya ke Hong Kong, tapi cari negara besar yang punya gaya hidup dan kebutuhan ubi jalar seperti di negara Tiongkok sehingga bisa (ekspor) ribuan ton ,” tutur Nurkaya.

mangga

Ditempat terpisah di Sumedang, Dadang salah satu petani mangga gincu mengatakan, Komoditas Mangga jenis Gedong Gincu, salah satu produk hortikultura asal Sumedang berhasil menembus pasar ekspor. Negara yang dituju adalah Rusia, yaitu di ibu kota Moskow.

“Kementerian Pertanian (Kementan) kabarnya, dalam mendukung ekspor mangga asal Sumedang berniat untuk mengalokasikan kegiatan pengembangan kawasan mangga varietas gedong gincu seluas 200 hektare pada tahun 2020.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, H, Amin, mengatakan, Komoditas ekspor di Kabupaten Sumedang yang saat ini rutin dilakukan tiap minggu adalah ubi jalar dengan tujuan ekspor malaysia, Honkong dengan total ekspor per minggunya sebesar 10 ton,” kata  H. Amin.

Disamping ekspor ubi jalar dan buah mangga yang rutin dilakukan di Sumedang ini, komoditas kopi juga saat ini sedang di jajaki pelaksanaan ekspornya ke negara Turky dan negara Arab lainnya. Tergantung kesiapan para eksportirnya. Kalau semua sudah siap, kemungkinan besar akan di lakukan ekspor kopi dalam waktu dekat ini,” kata  H. Amin.

H. Amin Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang juga mengungkapkan, yang minus saat ini di Kabupaten Sumedang adalah gula dan produksi kedelai, terkendala di benih dan produktivitasnya kuran menguntungkan. petani tidak mau menanam kedelai di sebabkan pengaruh biaya produksi yang tinggi dan harga yang kurang menguntungkan para petani,” ungkapnya.  

Terkait produksi pangan, seperti padi dan jagung di Kabupaten Sumedang saat ini kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, H, Amin, aman dan cukup pada saat kondisi New Normal ini. Padi misalnya, produksi saat ini mencapai 361 ribu ton lebih per tahunnya. Setiap tahun pihaknya menargetkan ada kenaikan minimaL 7 persen produksi,” kata Amin.

Lebih lanjut dikatakan H. Amim, selain mengawal produksi pangan, pihaknya akan terus ikut serta dalam mendorong Program GRATIEKS , Gerakan  ekspor 3 kali dalam setahun dan mendampingi petani untuk melakukan percepatan olah tanah. Sehingga, Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten Sumedang bisa mencapai target yang diinginkan.Utamanya dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. (Bahar)

 

Bagikan Artikel Ini:

Berita Terkait

Top