PROGRAM BANTUAN PERTANIAN DARI KEMENTAN DI SULSEL, MULAI DIRASAKAN PETANI
Jakartanewsonline.com– Makassar, Pj. Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Zudan Arif Fakrulloh, mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang sukses meningkatkan produksi pertanian dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, peningkatan ini tidak terlepas dari upaya Kementan yang berhasil menambah pupuk subsidi dan digencarkannya program pompanisasi serta bantuan benih padi dan benih lainnya di sektor pertanian.
“Program bantuan pertanian dari Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mulai dirasakan para petani diSulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini terlihat adanya peningkatan produksi padi dan produksi pertanian lainnya yang semakin meningkat yang dirasakan para petani di Sulsel.
“Untuk Sulawesi Selatan saja, tambahan pupuknya mencapai 877.000 ton, kemudian untuk pompanisasi sebanyak 4.355 unit. Ini besar sekali dan sangat membantu petani kami di musim kemarau seperti sekarang,” Hal ini disampaikan Zudan beberapa waktu lalu kepada media di kota Makassar (14/11/2024).
Selain itu, kata Zudan, pemerintah juga memberi perhatian khusus agar petani didukung untuk terus berproduksi, salah satunya dengan memberi bantuan berbagai bibit di Sulawesi Selatan. Selaian bibit komoditas hortikultura, Kementan juga tercatat memberikan aneka bibit seperti Kakao, Kopi, Padi, Pala dan Kelapa.
“Semua ini akan menggerakkan kembali sektor pertanian khususnya pada subsektor holtikultura. Termasuk kami juga mendapat bantuan untuk optimalisasi lahan seluas 13.600 hektar,” katanya.
Zudan memastikan lahan yang ada saat ini akan terus dioptimalkan secara masif termasuk lahan rawa yang ada di wilayahnya, hal ini guna mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada hingga Indonesia lumbung pangan dunia.
“Jadi yang rawa-rawa ini akan terus kita optimalkan untuk menuju Swasembada pangan khususnya di Sulawesi Selatan sehingga nanti bisa mendukung kebutuhan pangan di ibu kota negara yang baru,” jelasnya.
Pada kegiatan yang sama, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meminta agar program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dapat ditingkatkan menjadi skala ekonomi masyarakat yang lebih besar. Lebih dari itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu menekan pengeluaran rumah tangga dan berpotensi menambah pendapatan keluarga.
“Dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah, kita bisa menciptakan sumber pangan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga,” jelasnya.
Seratus hektar sawah di dua desa yakni desa Benteng Lompoe Dan Desa Ujung Peru, Kecamatan Sabbang Baru, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan siap panen raya. Diperkirakan panen raya di dua desa ini akan mulai dilakukan pada pertengahan bulan maret hingga mei 2024 mendatang.
Selain di Kecamatan Sabbang Baru, panen raya juga di perkirakan akan terjadi di kecamatan lainnya. Total ada sekitar 4000 hektar sawah di kecamatan pitumpanoa yang juga siap panen.
Dinas pertanian Wajo memperkirakan, panen kali ini bisa memproduksi 5 ton gabah untuk satu hektar sawah. Pengawasan padi siap panen ini akan di lakukan untuk mengantisipasi serangan hama. diharapkan, panen ini bisa membantu stok dan menekan harga beras di pasaran.
Di kabupaten Wajo terdapat sekitar 12 ribu hektar sawah selain sawah dengan sistem drainase juga terdapat puluhan ribu hektar sawah tadah hujan. Beberapa daerah masih dalam proses penanaman padi dan diperkirakan akan kembali panen pada agustus 2024 mendatang.
Panen raya dari petani di kabupaten Wajo ini di harapkan bisa menurunkan harga beras di Sulsel yang selama beberapa bulan ini terus meroket panen raya ini juga sangat di tunggu untuk mengurangi harga beras di bulan ramadhan dan menjelang hari raya idhul fitri.
Pengawasan juga terus di lakukan oleh petani khususnya untuk mencegah padi siap panen terserang hama tikus yang bisa merusak tanaman padi dan mengagalkan panen raya.
deputy bank Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, M abdul malik ikram menjelaskan bank indonesia bekerjasama dengan pemerintah daerah berupaya menurunkan harga beras dengan mengawasi kondisi pertanian khususnya padi di Sulawesi Selatan.
Di kabupaten Wajo terdapat sekitar 12 ribu hektar sawah selain sawah drainase puluhan ribu hektar sawah tadah hujan juga di perkirakan akan panen raya di bulan mei mendatang hingga bulan September 2024 mendatang.
Pantauan lapangan di Sulsel Makassar mendapatkan informasi bahwa saat ini, bantuan pupuk subsidi untuk Provinsi Sulsel tahun 2024 tercatat 869.355 ton dengan nilai Rp4,8 triliun. Hak ini terdapat penambahan 451.718 ton senilai Rp2,57 triliun. Semula hanya 417.000 ton senilai Rp2,3 triliun.
Sementara itu, pupuk subsidi nasional pada periode yang sama totalnya 9,55 juta ton senilai Rp53,32 triliun. Terdapat penambahan 4,8 juta ton yang senilai Rp27,2 triliun. Semula hanya 4,73 juta ton senilai Rp26,12 triliun.
Sedang untuk bantuan benih reguler untuk Sulsel tahun 2024 senilai Rp82,89 miliar.
Bantuan Alsintan Dari Ditjen PSP untuk Sulsel Tahun 2024 sejumlah 4.010 unit senilai Rp123,60 miliar meliputi Brigade Alsintan sejumlah 2.016 unit, pompa air senilai Rp48,38 miliar dan handsprayer sejumlah 359 unit senilai Rp0,35 miliar.
Sedang pompa air sejumlah 1.133 unit senilai Rp27,19 miliar; traktor crawler sejumlah 2 unit senilai Rp0,70 milir; traktor roda dua (Tr2) sejumlah 411 unit senilai Rp13,15 miliar dan traktor roda empat (Tr4) sejumlah 89 unit atau senilai Rp33,82 miliar.
Terkait perkembangan pertanian di Kabupaten Gowa Sulsel, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa berencana menggagas program 1.000 hektare sawah. Program ini merupakan program usulan Pemda ke Kementerian Pertanian RIdari Menteri Pertanian RI, yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas pertanian di Kabupaten Gowa Sulsel.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Fajaruddin saat bincang-bincang di ruangan kerjanya bebrapa waktu lalu. sekaligus memaparkan program 1.000 hektare sawah.
Menurutnya, Program ini akan digagas di empat kecamatan, masing-masing Kecamatan Bajeng dengan sasaran tiga desa, Kecamatan Bajeng Barat mencakup tujuh desa, Kecamatan Barombong dua desa, dan Kecamatan Bontonompo mencakup empat desa, dan satu kelurahan.
“Program ini diusulkan Pak Mentan sebelumnya saat melakukan silaturahmi PPL di Kabupaten Gowa belum lama ini, dan langsung memberikan tantangan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas sawah melalui program ini. Rencana wilayah yang masuk dalam lokus program 1.000 hektare sawah ini masuk dalam wilayah IP-300 yang mana jenis komoditinya adalah padi,” kata Fajaruddin.
Jadi kita akan melakukan penanaman 1.000 hektar di 2 wilayah UPT. UPT BPPP Limbung mencakup Barombong, Bajeng dan Bajeng Barat. Dan UPT BPPP Barembeng meliputi Kecamatan Bontonompo. Dengan bantuan Sarana Produksi (Saprodi) dan beberapa Alat Mesin Pertanian (Alsintan),” terang Fajaruddin.
Pada program 1.000 hektare dawah ini, konsep yang dibangun adalah bagaimana memberdayakan masyarakat, kemudian mendorong masyarakat untuk produktivitas, dan mendorong juga masyarakat untuk melakukan inovasi dengan program tersebut. Ia berharap, dengan adanya program ini terjadi peningkatan jumlah produksi padi setiap tahunnya.
Kementerian Pertanian melelui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI memberikan bantuan dana untuk pembangunan Gudang penggilingan padi yang biasa disebut Rice Milling Plant (RMP) berikut mesin penggilingan padinya dan pembangunan gudang dan mesin pengering padi (Dryer).
Kadistan Kabupaten Gowa Fajaruddin saat ditemui diruangan kerjanya di kota Sunggumnasa Gowa Sulsel mengatakan, Saat ini kondisi pertanaman padi di Kabupaten Gowa sebentar lagi akan memasuki panen, sekitar bulan november ini.
Diharapkan panen tahun ini akan berjalan lancar sesuai harapan petani. Terkait bantuan penggilingan padi dari pemerintah pusat melalui direktorat PPHTP Tanaman Pangan Kementan akan membawa manfaat besar bagi petani di Bajeng ini, paling tidak dari sisi ekonomi petani bisa sejahtera taraf kehidupannya,”katanya.
Bantuan Pembangunan gudang penggilingan padi dan mesinnya serta dryernya akan digunakan saat musin panen padi bulan depan. Diharapkan petani akan lansung menggiling padinya di RMP tersebut. Tidak menutup kemungkinan banyak pedagang dari luar kabupaten Gowa akan datang saat panen raya nanti sekaligus memanfaatkan RMP tersebut.
Kadistan Gowa Fajaruddin juga menuturkan, sebaiknya ada kerjasama petani dengan pihak penggilingan padi untuk bisa saling berkolobirasi pada panen raya tahun ini. Agar petani bisa menikmati hasil panen nya dengan harga yang wajar dan tidak rugi, di sisi lain pihak penggilingan juga seperti itu sama sama ada keuntungan
Menurut Ketua harian gapoktan Ujung Tanah Bajeng, yang meembawahi 32 kelompok tani, Husni Thamrin, saat ini mesin RMP dan Dryer bantuan Direktorat PPHTP Tanaman Pangan Kementan tahun anggaran 2023 sudah dioperasikan awal bulan februari tahun 2024 ini, penggunaanya sudah dirsakan oleh para petani dan masyarakat disekitarnya saat memasuki panen padi. (Bahar)