PROGRAM IRIGASI KEMENTAN DI BANDUNG, HASIL PANEN PADI PETANI TAHUN INI LEBIH MENINGKAT
Jakartanewsonline.com– Bandung, Dengan adanya program irigasi tersier dari Kementerian Pertanian RI, serta adanya Bantuan APBN dari Kementerian Pertanian (Kementan)berupa pembuatan irigasi tersier dan irigasi perpipaan di kabupaten Bandung Jawa Barat, produksi padi di Kabupaten Bandung tahun ini semakin meningkat. hal ini disampaikan oleh Dede salah satu petani yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, saat bincang-bincang pada pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan sekitarnya, Jumat (5/8/2022).
Dede juga mengatakan, dengan adanya irigasi pengairan ke sawah-sawah dan pengairan lewat pipa-pipa oleh pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PSP Kementerian Pertanian panen beberapa tahun belakangan ini sampai sekarang hasil panen padi para petani semakin membaik dan mengalami peningkatan. Biasanya panen padi di lahan 1 hektare 5 sampai 6 ton, dengan adanya irigasi dan pengairan yang baik meningkat menjadi 7 ton lebih per hektare nya,” kata Dede.
Menurut Dede, pengaruh dengan adanya irigasi dan pengairann yang baik hasil panen padi tahun ini diprediksi di daerah bandung dan sekitarnya lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Berharap kedepan dilakukan lagi program-program bantuan perpipaan yang banyak untuk mengairi sawah yang jauh dari sumber air agar pengairan merata ke setiap pelosok desa-desa ungkapnya.
Asep salah satu petani di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat juga mengatakan,program Kementerian pertanian sudah banyak membantu para petani di desanya. Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah pernah merealisasikan program pembangunan irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Karya Cinta Asih di Desanya di Pasirhalang,” kata Asep.
Menurut Asep Program pembangunan irigasi perpipaan oleh PSP kementerian Pertanian sangat membantu para petani untuk pengairan sawah-sawah yang kekurangan air di musum kemarau.Kalau musim hujan petani tidak terlalu khawatir kekurangan air, tapi kalau musim kemarau irigasi perpipaan sangat membantu para petani yang sawahnya kekurangan air,” tuturnya.
Asep berharap program terkait irigasi kedepan ditambah lagi untuk para petani. Misalnya penambahan pembanguna irigasi tersier dan irigasi perpipaan, agar petani tidak lagi kekurangan air saat musim tanam padi. Kalau kekurangan air sangat berpengaruh dengan hasil panen nya,” katanya.
Pantauan lapangan ke daerah Bandung dan sekitarnya mendapatkan informasi, bahwa prakiraan luas panen lahan pertanian padi tahun ini di Kabupaten Bandung mencapai 19.820 hektare pada November-Desember 2022 ini. Hal itu setelah periode tanam pada Agustus-Oktober seluas 20.860 hektare. Dengan produksi gabah kering panen 123.478.600 kg atau beras 86.435.020 kg.
Jumlah penduduk 3,4 juta dan kebutuhan konsumsi beras 27.774.000 kg/bulan di Kabupaten Bandung. “Kebutuhan beras antara November 2021 hingga Januari 2022 sebanyak 83.232.000 kg, maka cadangan beras mencapai 3.203.000 kg. Artinya, persediaan beras dari sisi produksi di Kabupaten Bandung untuk menghadapi Bulan puasa dan Hari Raya Lebaran Tahun 2022 ini diharapkan semua kebutuhan pangan tercukupi.
Potensi panen se Kabupaten Bandung panen mendatang diprediksi seluas 9.354 ha dengan estimasi produksi 57.195 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan pada Agustus nanti diprediksi panen hingga 11.037 ha dengan estimasi produksi 78.061 ton GKG. Harga rata rata Rp 4.700-/kg gabah kering panen (GKP) dan Rp 5.800/kg GKG.
“Di Kabupaten Bandung, hamparan seluas 152 hektar siap dipanen nanti dengan varietas inpari 30 dengan produktivitas sekitar 6,8 ton GKP/ hektar dan harga GKP Rp 4.700/kg. Pada musim panen diharapkan tetap jaga stabilisasi harga dan tentunya ini sekaligus menambah kesejahteraan petani.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar saat di konfirmasi di Kabupaten Bandung, saat melakukan pantauan di Kabupaten Bandung mengatakan, memang betul saat ini petani di Kabupaten Bandung sudah mengoptimalkan semua lahan-lahan tidur untuk ditanami padi atau tanaman-tanaman lainnya seperti sayur sayuran.
Lahan-lahan pertanian di Kabupaten Bandung terus dioptimalkan untuk menghasilkan produksi padi secara kontinyu, setelah selesai panen langsung tanam lagi,” katanya.
Kabupaten Bandung saat ini sudah memasuki masa panen padi ada juga yang mulai tanam padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare,,” kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Diar Hadi Gusdinar.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Prasarana dan sarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir. Edi Mulyana menambahkan, dengan adanya irigasi tersier yang didanai oleh Kementerian Pertanian, banyak sekali manfaat dirasakan oleh petani di Provinsi Jawa Barat utamnya di Kabupaten Bandung.
Ia juga mengatakan, dengan adanya bantuan APBN dari direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan terkait pembuatan irigasi tersier, pembangunan Embung dan bantuan pompanisasi untuk petani di Kabupaten Bandung, hasil panen padi jagung dan komoditas pertanian lainnya sangat baik
Menurut Edi Mulyana, Bantuan anggaran irigasi tersier dari Direktorat Irigasi Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan jumlahnya ada puluhan Irigasi yang tersebar di 16 kecamatan di Bandung Barat ini. Saat ini di Kabupaten Bandung Barat memasuki musim panen padi dan musim tanam padi. Luas tanaman padi yang diairi irigasi tersier seluas 23 ribu hektare dari jumlah luas lahan pertanian di kabupaten Bandung Barat 31 ribu hektare. Sawah tadah hujan ada 8 ribu hektare.
Terbukti dengan adanya bantuan Irigasi tersier, embung dan pompanisasi dari kementerian pertanian, petani di kabupaten Bandung sangat terbantu dan hasil panen petani terus alami peningkatan produksi, intinya dengan adanya bantuan tersebut dari Kementan petani sangat merasakan manfaatnya,” kata Edi Mulyana.
Perlu diketahui bahwa, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Irigasi Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mencanangkan program Rehabilitasi JaringanIrigasi Tersier (RJIT) untuk meningkatkan produksi padi disetiap daerah di Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) beberapa waktu lalu mengatakan, irigasi merupakan salah satu faktor pendukung bagi tumbuh kembang pertanian. Dalam meningkatkan produktivitas, Mentan SYL menyebut irigasi memiliki faktor yang cukup penting.
“Tanpa pasokan air yang cukup, mustahil pertanian dapat berkembang dengan baik. Oleh karenanya, air harus selalu dijamin keberadaannya dalam sistem pertanian kita,” kata Mentan SYL.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menekankan, salah satu hal penting untuk memaksimalkan pertanian adalah RJIT “Dengan water management seperti yang dilakukan pada RJIT, kami sudah memastikan ketersediaan air untuk lahan persawahan.
“Jadi meski harus menghadapi musim kemarau, petani tidak perlu khawatir,” kata Mentan Syahrul, karena sudah ada RJIT.
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil juga mengatakan hal serupa. “Air adalah komponen penting dalam pertanian. Kami ingin memastikan aliran irigasi yang ada tidak bermasalah sehingga produksi pertanian tidak terganggu,” katanya.
Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil juga menambahkan, kegiatan RJIT bukan hanya ditujukan untuk memperbaiki saluran irigasi yang bermasalah. Tetapi bisa Ajukan Pembangunan Jaringan Irigasi ke Dinas Pertanian “RJIT juga dilakukan untuk memaksimalkan luas lahan yang terairi, sehingga produktivitas bisa meningkat dan ketahanan pangan tetap terjaga,” kata Ali Jamil.
Ali Jamil juga mengungkapkan, selain meningkatkan produktivitas pertanian, irigasi tersier dan irigasi perpipaan menjadi faktor pendukung bagi penguatan kapasitas petani dalam hal kesejahteraan mereka. “Program irigasi itu bertalian dengan produktivitas dan kesejahteraan petani. Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional kita,” kata Ali Jamil.
Dirjen PSP Kementan Ali Jamil juga mengatakan, program irigasi perpipaan dengan memanfaatkan air tanah menjadi potensi sumber daya air permukaan sebagai suplai irigasi bagi tanaman. “Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian. Irigasi pertanian menjaga ketersediaan air bagi tanaman saat musim kemarau tiba,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto juga menambahkan, masyarakat sekitar yang sudah dibangun irigasi tersier dan irigasi perpipaan bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi tersier dan irigasi perpipaan tersebut. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya. (Bahar/Edwin)