PROGRAM IRIGASI TERSIER KEMENTAN SANGAT MEMBANTU PETANI DI KABUPATEN GARUT
Jakartanewsonline.com– Garut, Kabupaten Garut adalah salah satu sentra produksi pertanian terbesar di Provinsi Jawa Barat utamanya pertanaman padi. Diprediksi produksi gabah dari petani tahun ini, semenjak adanya program pembangunan irigasi tersier oleh Kementerian Pertanian tahun ini mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen lebih dibanding capaian tahun lalu.
Program pembangunan irigasi tersier atau sering disebut program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) oleh Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan yang dilaksanakan di provinsi Jawa Barat khususnya di Kabupaten Garut sangat membantu para petani mengairi sawah disetiap desa.
Pantauan media ke kabupaten Garut, Selasa (3/8/2021) mendapatkan laporan bahwa dengan adanya program irigasi tersier dari Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan, produksi gabah petani tahun ini mengalami kenaikan signifikan hingga 20 persen lebih, dibanding capaian tahun lalu. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat kepada media.
Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika juga mengatakan, tahun ini Kabuapten Garut surplus target produksi pemerintah pusat sekitar 2.000 hektare. Musim hujan yang terbilang panjang tahun ini, berperan penting menjaga pasokan air di area lahan tanam milik petani di Kabupaten Garut,” katanya.
“Alhamdulillah dengan adanya program irigasi tersier yang dibangun pemerintah pusat ketersediaan air cukup bagus dan aman, bahkan melebih target. Rata-rata (kenaikan) antara 12 sampai 20 lebih persen dari target tahun ini.Tahun ini, pemerintah pusat menargetkan area tanam produksi padi di Garut mencapai 10.200 hektare, tetapi dalam praktiknya sebaran produksi mencapai 12.300 hektare atau surplus hingga 2 ribu hektare.
“Kalikan (hasil panen gabah) saja 5,2 ton per hektare, jadi sekitar 60 ribu ton kita surplus, Kondisi itu berbanding terbalik dengan capaian tahun lalu yang memiliki musim kering atau kemarau lebih lama, sehingga menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika.
Kepala Dinas Pertanian Garut Beni Yoga Gunasantika juga menjelaskan, pihaknya sudah banyak menerima manfaat dari kegiatan program Kementan. Fokus pembinaan penanamn padi, terutama program pembangunan dan pengaturan air. Meski di tengah pandemi ternyata produksi meningkat. Peningkatan itu terjadi di wilayah-wilayah penerima manfaat Progran tanam padi Kementan serta Irigasi teknis dengan bimbingan teknis, sehingga berkontribusi pada peningkatan produktivitas,” kata Kadistan Kabupaten Sukabumi Beni Yoga Guna Santika.
Deden salah satu petani di Kabupaten Garut juga mengatakan, kesejahteraan petani di wilayahnya juga membaik karena indeks pertanaman (IP) yang awalnya hanya dua kali tanam, meningkat menjadi tiga kali tanam (IP300). “Alhamdulillah setelah adanya program jaringan irigasi tersier dari Ditjen PSP Kementan, setiap tahun bisa menanam dan panen sebanyak tiga kali,” kata Deden.
Menurut Deden, dengan adanya program jaringan irigasi tersier program Ditjen PSP Kementan membuatnya bisa panen hingga 1,5 ton. Padahal, lahan miliknya tidak terlalu luas. Hanya sekitar lima patok atau 2.000 meter persegi. Adanya program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) oleh Ditjen Prasarana dan sarana Pertanian (PSP) Kementan sangat membantu para petani di Kabupaten Garut Jawa Barat.
Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pun menekankan, salah satu hal penting untuk memaksimalkan pertanian adalah RJIT “Dengan water management seperti yang dilakukan pada RJIT, kami sudah memastikan ketersediaan air untuk lahan persawahan.
“Jadi meski harus menghadapi musim kemarau, petani tidak perlu khawatir,” kata Mentan Syahrul, karena sudah ada RJIT.
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil juga mengatakan hal serupa. “Air adalah komponen penting dalam pertanian. Kami ingin memastikan aliran irigasi yang ada tidak bermasalah sehingga produksi pertanian tidak terganggu,” katanya.
Menurut Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil, kegiatan RJIT bukan hanya ditujukan untuk memperbaiki saluran irigasi yang bermasalah. Tetapi bisa Ajukan Pembangunan Jaringan Irigasi ke Dinas Pertanian “RJIT juga dilakukan untuk memaksimalkan luas lahan yang terairi, sehingga produktivitas bisa meningkat dan ketahanan pangan tetap terjaga,” kata Ali Jamil. (Bahar)