MASA PANDEMI VIRUS CORONA, SEKTOR PERTANIAN PENYELAMAT RESESI EKONOMI INDONESIA


 

JAKARTANEWSon- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 minus 5,32%. Hal ini membuat Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan prihatin. Ia berharap pemerintah segera tanggap mengambil langkah tepat untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti agar menjadi positif.

“Saya mendorong pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian sebagai lokomotif penyelamat Indonesia dari resesi ekonomi, karena telah terbukti sektor pertanian berkontribusi paling tinggi dalam menyelamatkan pertumbuhan ekonomi kita selama masa pandemi ini,” ungkap Johan, melalui sambungan telepon, Sabtu (8/8).

Berdasarkan data BPS, sektor pertanian telah mencatatkan pertumbuhan paling tinggi pada kuartal II tahun 2020, yaitu tumbuh sebesar 16,24%.

“Ke depan pertanian masih tetap menjadi andalan untuk menggerakkan ekonomi. Kebijakan yang diambil harus diorientasikan untuk membuka ruang sektor pertanian dalam arti luas untuk terus tumbuh dan bergerak,” papar Johan.

Legislator dari Dapil NTB ini mengungkapkan bahwa telah banyak para pakar dan akademisi yang menyarankan agar sektor pertanian menjadi prioritas pemerintah untuk menyelamatkan Indonesia dari ambang resesi ekonomi.

Untuk itu, Johan mendesak pemerintah segera membuat kebijakan penambahan anggaran yang signifikan untuk mendorong sektor pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan dan kehutanan menjadi kunci penting menuju pemulihan ekonomi nasional.

Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa ini melihat bahwa saat ini perlu penguatan industri pertanian di dalam negeri dan menghilangkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap impor. Johan menyebutkan hal ini merupakan kebijakan untuk meminimalisir terjadinya resesi ekonomi.

“Selain itu perlu juga adanya program sustainabilitas sektor pangan sebagai kunci dari sustainabilitas perekonomian agar kita memiliki ketahanan pangan sebagai bagian strategis dari ketahanan nasional kita,” tukas Johan.

Johan mengkritik pemerintah yang banyak memberikan stimulus kepada korporasi atau perusahaan besar tapi ternyata tidak berdampak pada peningkatan produksi dalam negeri.

“Sebaiknya pemerintah sekarang fokus menggenjot sektor pertanian dan memberikan proteksi harga komoditas pertanian supaya harga yang diterima petani tidak anjlok dan semoga daya beli masyarakat akan meningkat,” tutup Johan.

Sementara itu, pihak Kementan mengatakan strategi, yang dijalankan Kementerian Pertanian dibawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di masa pandemi sangat tepat.

“Pandemi Covid-19 ini tentu menimbulkan berbagai hambatan. Kami (Kementan:red) telah memformulasikan dua agenda darurat/jangka pendek. Agenda tersebut terdiri dari stabilitas harga pangan termasuk pengendalian harga, fasilitas pembiayaan petani dan padat karya pertanian.

Agenda berikutnya, melanjutkan yaitu, agenda temporary/menengah, melalui diversifikasi pangan lokal, supporting daerah-daerah defisit dan antisipasi kekeringan.

Dan agenda ketiga, Katanya sebagai agenda permanen/jangka panjang yakni dengan melakukan ekstensifikasi tanaman pangan, peningkatan produksi per tahun, pengembangan korporasi petani dan pengembangan para petani milenial.

“Bagaimanapun capaian ini merupakan kontribusi dan dukungan dari berbagai stakeholders. Kementan selalu terbuka dengan berbagai pihak untuk berkolaborasi. Mudah-mudahan, momentum hari kemerdekaan ini bisa melecut kinerja di semua sektor kembali tumbuh positif.  (Bhr)

Berita Terkait

Top