BANYAK KALANGAN MENILAI, PANEN RAYA 1 JUTA HEKTARE TAHUN INI KEMENTAN BERHASIL
Jakartanewsonline.com– Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan semua jajaran eselon 1,2 dan 3 saat ini tengah sibuk keliling indonesia melakukan panen raya padi nasional yang bertajuk Panen Nusantara. Panen Nusantara dilaksanakan di 30 provinsi melibatkan 131 kabupaten/kota yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.
“Panen raya 1 juta hektare dimulai di Kebumen yang dihadiri Presiden Jokowi dan Mentan SYL sapaan akrab Mentan Prof Syahrul Yasin Limpo.
Keberhasilan panen raya padi satu juta hektare tahun 2023 ini di apresiasi juga oleh kalangan Guru Besar Institut Pertanian Bogor yang diwakili oleh Prof Edi Santosa mengapresiasi panen raya nusantara yang berlangsung di sejumlah sentra produksi beras nasional. Dia menilai, panen tahun ini cukup memuaskan karena ketersediaan gabah dan pasokan beras melimpah.
“Setelah panen, yang perlu kita dukung adalah harga wajar bagi petani. Mereka harus menikmati hasil jerih payahnya selama berproduksi. Karena itu harga gabah di tingkat petani juga harus sesuai,” katanya beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, kehadiran Presiden di tengah-tengah panen raya Kebumen dan Ngawi adalah bukti bahwa produktivitas padi saat ini dalam posisi tinggi. Capaian tersebut tak lepas dari berbagai bantuan dan pendampingan pemerintah seperti pengadaan alat mesin pertanian (alsintan).
“Dengan teknologi mekanisasi, panen raya menjadi lebih cepat dan produksi jadi meningkat. Jadi kolaborasi ini yang juga harus kita jaga bersama,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, Prof Edi berkeyakinan stok dan ketersediaan baras nasional dalam posisi aman sehingga pemerintah tak perlu lagi merumuskan impor. Yang penting, kata dia, beras selalu tersedia dan petani semakin sejahtera. “Kita ingin panen raya jadi penantian petani untuk menuai hasil setelah berjibaku melakukan produksi.”
Sebelumnya saat menghadiri panen raya di Ngawi, Presiden mengimbau agar Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjaga keseimbangan harga gabah saat petani serentak menggelar panen raya nusantara. Langkah ini penting dilakukan agar Bulog mampu menyerap gabah kering panen secara jelas dan wajar.
Sebagaimana diketahui, produksi padi nasional tahun 2022 mencapai 54,75 juta ton GKG atau mengalami kenaikan sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen apabila dibandingkan produksi 2021 yang hanya 54,42 juta ton GKG. Sedangkan luas panen pada 2022 mencapai 10,45 juta hektare, mengalami kenaikan sebanyak 40,87 ribu hektare atau naik 0,39 persen apabila dibandingkan dengan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektare.
Mentan Syahrul Yasin Limpo (Prof SYL)juga menjelaskan, berdasarkan prognosa atau perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada Februari 2023 mencapai 1,4 juta hektare. Puncak panen berlangsung Maret-April 2023. Luas panen padi pada Maret 2023 secara nasional 1,70 juta hektare, tersebar dari Aceh hingga Papua.
“Jika produktivitas 6 ton padi per hektare, pada Februari 2023 ada produksi padi lebih kurang 8,4 juta ton. Ini membuktikan adanya panen raya padi dengan produksi atau ketersediaan mencukupi,” kata pak Komandan julukan Mentan Syahrul.
Produksi padi nasional tahun 2022 tercatat sebesar 54,75 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini naik sebanyak 333,68 ribu ton atau 0,61 persen dibandingkan produksi 2021 sebesar 54,42 juta ton GKG.
Luas panen juga naik. Pada 2022 luas panen padi mencapai sekitar 10,45 juta hektare, naik sebesar 40,87 ribu hektare atau 0,39 persen dibandingkan luas panen 2021 sebesar 10,41 juta hektare.
Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) menyampaikan dukungan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian (Kementan) atas pencapaian prestasinya melalui berbagai program yang telah dilaksanakan. Termasuk panen raya padi satu juta hektare.
Sekretaris Jenderal FKPTPI Profesor Samanhudi berharap panen padi sejuta hektare yang telah dilakukan Kementan itu dapat mempertahankan predikat swasembada beras bagi Indonesia. Juga semakin memperkokoh ketahanan pangan nasional.
“Kegiatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke berbagai daerah yang seolah tak kenal lelah dan kedekatannya dengan masyarakat petani menunjukkan semangat dan keseriusan dalam membangun pertanian Indonesia,” jelas Samanhudi.
Ia berharap, kerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk dengan perguruan tinggi pertanian, bisa semakin dipererat. “Semoga melalui kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, semboyan untuk mencapai pertanian yang maju, mandiri, dan modern dapat segera terwujud,” tutur Samanhudi. (*/Bahar)