DITJEN PSP KEMENTAN GELAR MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN OPTIMASI LAHAN DAN POMPANISASI UNTUK PERCEPATAN PENAMBAHAN AREAL TANAM


Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman (Baju batik kuning) didampingi Dirjen PSP, Ali Jamil (Baju Batik Coklat), dan Aster Kasad saat acara di auditorium Gedung D Kementan, Jumat (17/5/2024)

Jakartanewsonline.com– Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian RI (Kementan) mengelar acara rapat Monitoring dan evaluasi kegiatan optimasi lahan dan pompanisasi bersama jajaran TNI dalam rangka percepatan penambahan areal tanam di seluruh Indonesia, di Gedung D Auditorium Kementan kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2024).

Saat pembukaan acara siang itu, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman didampingi Dirjen PSP, Ali Jamil, mengatakan, prioritas pemerintah saat ini adalah menggenjot produksi padi dan jagung untuk mencegah krisis pangan di Indonesia.

“Kalau krisis energi mungkin kita masih bisa bergerak, tapi kalau krisis pangan, seluruh aktivitas terhenti, bahkan negara pun tidak ada tanpa pangan. Sehingga, ini menjadi prioritas pemerintah saat ini,” kata Mentan Amran.

Menteri Amran yang juga sebagai ketua IKA Unhas Sulawesi Selatan itu mengatakan, ada tiga solusi cepat untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung, yang sempat mengalami penurunan akibat kemarau ekstrem.

Pertama, Mentan Amran mengimbau seluruh kepada dinas (Kadis) pertanian segera mengoperasikan 34.870 unit pompa yang disediakan Kementan untuk mengairi sawah tadah hujan.

“Tugas kita semua adalah menggerakkan 34.870 unit pompa eksisting di seluruh Indonesia untuk mengamankan Republik ini dari krisis pangan. Ini solusi cepat, tidak ada solusi lain,” kata Mentan Amran.

Mentan Amran beharap agar pompa ini benar-benar dimaksimalkan. Sehingga, Indeks Pertanaman (IP) padi di lahan tadah hujan bisa meningkat dari satu menjadi dua hingga tiga kali tanam.

“Sekarang sudah ada di lapangan jangan sampai kejadian ini terjadi yang ditemukan oleh Pak Aster Panglima TNI di Cianjur pompa masih baru tahun 2023 tidak diapa-apain. Di sisi lain sawah kekeringan,” kata Mentan Amran.

Kedua, Mentan Amran juga mendorong percepatan optimalisasi lahan rawa (Opla), yang saat ini baru terealisasi 25 persen. Angka ini masih rendah, sehingga dia menginstruksikan Dandim untuk tidak perlu lagi menunggu Survey Investigasi Desain (SID).

“Teman-teman Dandim tidak usah tunggu SID. Langsung aja kerjakan. El Nino, krisis tidak ngerti apa itu SID. Dia tidak ngerti lagi dikaji-dikaji. Gaya kita lebih banyak daripada kerja kita. Ini akhirnya baru 25 persen,” ujar Mentan Amran.

Menurut Mentan Amran, jika pendekatan biasa-biasa saja dalam meningkatkan produksi pangan, masyarakat bisa bermasalah dan negara bermasalah. Jadi, kalau tidak ada SID bisa jalan, jalan saja.

“Makan kita tidak bisa ditunda, pangan ini tidak bisa ditunda. Kalau pendekatannya biasa-biasa saja kita bisa bermasalah dan negara bermasalah. Jadi, kalau tidak ada SID bisa jalan, jalan saja,” kata dia.

Terakhir, Mentan Amran meminta, agar kontrak vendor pompa dikurangi dari tiga bulan menjadi satu bulan. Bagi yang tidak capai target, dicoret alias diganti ke vendor yang lain.

“Kalau bapak tidak tegas dalam kondisi iklim yang tegas kita dilibatkan oleh keadaan. Hati-hati pak, hari ini kita bernapas karena kemarin kita kerja kerjas selama lima bulan, tapi tiga bulan ini menentukan. Tiga bulan ini menentukan pangan Republik Indonesia,” imbuh Mentan Amran.

Acara rapat Monitoring dan evaluasi kegiatan optimasi lahan dan pompanisasi bersama jajaran TNI dalam rangka percepatan penambahan areal tanam di seluruh Indonesia, di Gedung D Auditorium Kementan di hadiri juga oleh Aster Kasad dan jajarannya, Wakil Menteri Pertanian RI,  plt Sekjen Kementan, Prihasto Setyanto beserta pejabat kementan lainnya.

Pada acara yang sama Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan (PSP), Ali Jamil mengatakan, Rapat Evaluasi dan Monitoring kegiatan Optimasi Lahan dan Pompanisasi ini diperuntukkan untuk memantau progres kegitan kegiatan besar Ditjen PSP.

“Pertama optimalisasi lahan rawa mineral di 11 provinsi, sekarang kita sendang berproses ke 14 provinsi dengan masuknya Papua Selatan dan ada permintaan dari Kalimatan Utara dan sedikit di Kalimantan Timur,” kata dia.

Kegiatan kedua, lanjut dia, adalah pompanisasi. Pompanisasi ini untuk meningkatkan IP padi di lahan tadah hujan yang potensinya lebih dari 2 juta hektare. Menurut dia, IP rerata tadah hujan nasional masih 1,1.

“Ada memang tadah hujan yang ber IP 2, tapi masyarakat yang punya modal. Tapi umumnya dari IP tadah jika rata-rata 1,1 secara nasional, sehingga ini adalah langkah yang paling tepat di masa sekarang di musim sekarang April -September,” kata Ali Jamil.

Selanjutnya, Ali Jamil juga mengimbau Kadis Pertanian untuk mencatat dan melaporkan dengan baik perluasan areal tanam (PAT) ke Badan Pusat Statistik (BPS).

“Karena jangan sampai PAT yang kita buat ini, itu masuk di pertanaman reguler. Pak Manteri mewanti-wanti agar (PAT) ini terlapor dengan baik ke BPS daerah masing masing,” kata Ali Jamil.   (Bahar)

Berita Terkait

Top