HASIL PANEN PADI DI BANDUNG SEMAKIN MENINGKAT DENGAN ADANYA PROGRAM DITJEN PSP KEMENTAN
Jakartanewsonline.com– Bandung, Dengan adanya program dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian RI, seperti program irigasi tersier dari Kementerian Pertanian RI, dan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk pertanian serta adanya Bantuan APBN dari Pemrintah Pusat melaui Kementerian Pertanian (Kementan) berupa pembuatan irigasi tersier dan irigasi perpipaan di kabupaten Bandung Jawa Barat, produksi padi di Kabupaten Bandung tahun ini semakin meningkat.
Hal ini disampaikan oleh Asep salah satu petani yang ada di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, saat bincang-bincang pada pantauan lapangan di daerah Bandung Jawa Barat dan sekitarnya, Kamis (23/3/2023).
Asep juga mengatakan, dengan adanya irigasi pengairan ke sawah-sawah dan pengairan lewat pipa-pipa oleh pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PSP Kementerian Pertanian panen beberapa tahun belakangan ini sampai sekarang hasil panen padi para petani semakin membaik dan mengalami peningkatan. Biasanya panen padi di lahan 1 hektare 5 sampai 6 ton, dengan adanya irigasi dan pengairan yang baik meningkat menjadi 7 ton lebih per hektare nya,” kata Asep.
Menurut Asep, pengaruh dengan adanya irigasi dan pengairann yang baik hasil panen padi tahun ini diprediksi di daerah bandung dan sekitarnya lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Berharap kedepan dilakukan lagi program-program bantuan perpipaan yang banyak untuk mengairi sawah yang jauh dari sumber air agar pengairan merata kesetiap pelosok desa-desa ungkapnya.
Ujang salah satu petani di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat juga mengatakan,program Kementerian pertanian sudah banyak membantu para petani di desanya. Beberapa waktu lalu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah pernah merealisasikan program pembangunan irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Karya Cinta Asih di Desanya di Pasirhalang,” kata Ujang.
Menurut Ujang Program pembangunan irigasi perpipaan oleh PSP kementerian Pertanian sangat membantu para petani untuk pengairan sawah-sawah yang kekurangan air di musum kemarau.Kalau musim hujan petani tidak terlalu khawatir kekurangan air, tapi kalau musim kemarau irigasi perpipaan sangat membantu para petani yang sawahnya kekurangan air,” tuturnya.
Ujang berharap program terkait irigasi kedepan ditambah lagi untuk para petani. Misalnya penambahan pembanguna irigasi tersier dan irigasi perpipaan, agar petani tidak lagi kekurangan air saat musim tanam padi. Kalau kekurangan air sangat berpengaruh dengan hasil panen nya,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan Maret ini Jawa Barat memasuki musim panen utama. “Maret sebanyak 251 ribu hektare, April 196 ribu hektare,” kata dia, pada wartawan di Bandung.
Dadan mengatakan panen di Jawa Barat berlangsung sejak Januari hingga April. Pada Januari luas panen menembus 84 ribu hektare, Februari 143 ribu hektare, Maret 251 ribu hektare, dan April 196 ribu hektare. “Sekarang masuk musim panen utama,” kata dia.
Menurut dia total luas panen sepanjang Januari-April menembus 635.975 hektare, itu setara hampir sepertiga target produksi padi Jawa Barat “Dari rencana produksi di atas 1,7 juta hektare,” kata dia.
Dadan mengatakan seharusnya stok beras pada Lebaran ini Harusnya aman,” kata dia. Harga panen padi juga menguntungkan petani. “Harga sekarang lagi bagus, kalau kacamata saya sebagai pembina. Karena Badan Pangan Nasional sudah menetapkan. Harga kemarin, gabah kering panen ada di angka Rp 5 ribu. Itu memperbaiki harga, sebelumnya Rp 4.200,” kata dia.
Ia mengatakan beras panen tersebut diharapkan bisa diserap Bulog. “Harapannya padi dan gabah kita juga dibeli Bulog,” kata dia. Di Indramayu misalnya Bulog ditawari menyerap beras produksi petani dari varietas lokal yang merupakan 75 persen hasil produksi daerah tersebut. “Bulog siap menyerap,” kata dia.
Badan Pangan Nasional mengumumkan HPP untuk gabah dan beras. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 5.000/kilogram, Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp 5.100/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp 6.200/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Perum Bulog Rp 6.300/kilogram, dan Beras di gudang Perum Bulog Rp 9.950/kilogram. (Bahar)