HUT PERKEBUNAN KE 64 TAHUN DI SUMUT, KEMENTAN LEPAS EKSPOR KOMODITAS PERKEBUNAN KE 34 NEGARA 


Hari Perkebunan Nasional ke 64 di kawasan Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara,Wapres KH. Ma’ruf Amin didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Dirjen PSP Ali Jamil sebagai Plt  Dirjen Perkebunan Kementan

Jakartanewsonline.com–  Parapat, Produk pertanian Tanah Air kembali menunjukkan pesonanya kepada pasar mancanegara. Bertepatan dengan Hari Perkebunan Nasional ke 64, sebanyak 25 komoditas perkebunan dari Sumatera Utara di ekspor ke 34 negara.  

Ditengah memperingati Hari Perkebunan Nasional ke 64 yang berlangsung di kawasan Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Wakil Presiden RI (Wapres) KH. Ma’ruf Amin didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Dirjen PSP Ali Jamil sebagai Plt  Dirjen Perkebunan Kementan, berkesempatan  melepas ekspor 25 komoditas perkebunan dan rempah asal Provinsi Sumatera Utara ke 34 negara dengan nilai Rp 207,93 miliar.

“Kegiatan ekspor dalam peringatan Hari Perkebunan merupakan momentum untuk Indonesia bangkit lebih maju guna mewujudkan sektor pertanian yang lebih tangguh dalam meningkatkan produksi serta volume ekspor,”ucap Wapres 

Wapres menambahkan sudah saatnya pengembangan komoditas perkebunan dan rempah dikembangkan melalui peningkatan produktivitas, produksi, pengembangan industri pengolahan dan daya saing. Tidak hanya itu, kedepan Indonesia juga harus mengekpor bahan yang sudah diolah sehingga mampu meningkatkan nilai produk.

“Kita harus secepatnya keluar dari jebakan negara berkembang yakni negara pengekspor bahan mentah. Sebab, perkebunan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang, lebih dari lima abad yang lalu, lautan nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk perkebunan seperti lada, pala, cengkeh dan rempah-rempah lainnya,” tegas Wapres. 

Hal ini kemudian berkembang dengan berbagai komoditi seperti kopi, kakao, karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi produk utama dalam perekonomian nasional, demikian Wapres menambahkan. 

Untuk meningkatkan nilai ekspor sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus menciptakan berbagai langkah terobosan, diantaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka. 

Selanjutnya, membangun berbagai prasarana dan sarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan membentuk tata kelola niaga yang menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun.

“Dengan adanya sistem perdagangan internasional yang terbuka ini, kita dapat mengatasi hambatan dalam arena perdagangan internasional. Maka perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan akan persyaratan memasuki arena perdagangan pasar global,” jelasnya.

Pada acara yang sama Mentan SYL mengaku optimis dapat meningkatkan produksi, daya saing dan ekspor komoditas perkebunan dan rempah. Ini didasari dari keberhasilan membangun pertanian yang maju sehingga di masa pandemi hanya sektor pertanian yang tumbuh positif sehingga menjadi penyelamat pertumbuhan perekonomian nasional. 

Mentan SYL dan Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil

“Peringatan Hari Perkebunan ke-64 yang dirangkaikan dengan Launching Penetapan Hari Rempah Nasional ini bertujuan untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas dan partisipasi seluruh stakeholeder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarat untuk mengambil peran dalam meningkatkan ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi,” ucapnya. 

“Peringatan ini menjadi momentum kita bangkitkan semangat untuk tingkatkan ekspor komoditas perkebunan dan rempah kita menjadi tiga kali lipat. Dan peringkat Indonesia sebagai penghasil rempah harus naik dari saat ini 10 menjadi 3 atau 2 terbesar dunia,” imbuh SYL.

25 komoditas perkebunan yang diekspor yakni cengkeh, palm kernel, jernang, kapulaga, karet, kayu karet, kelapa parut, kemenyan, kemiri, kolang kaling, kopi biji, kopi instan, kulit kayu manis, lidi, minyak sawit, nipah, palm kernel oil, palm kernel stearin, pinang biji, palm olein, santan kelapa, tembakau kering, desicated coconut dan shortening. 

Negara tujuan ekspor meliputi Malaysia, Chili, Cina, Jerman, Jepang, Afrika Selatan, Taiwan, Vietnam, Filipina, India, Ukraina, Argentina, Spanyol, US, Korea Selatan, Belanda, Polandia, Thailand, Algeria, UAE, Pakistan, Haiti, Singapura, Mesir, Irak, Banglades dan Odessa.

Mentan Syahrul Yasin Limpo  atau akrab disapa SYL juga  mengatakan,  peringatan Hari Perkebunan Nasional ke 64 dapat membangkitkan semangat untuk meningkatkan produksi dan volume ekspor komoditas perkebunan khususnya rempah. Indonesia saat ini menempati posisi ke-10 sebagai negara penghasil rempah di dunia, dengan adanya kegiatan ini ditargetkan masuk diperingkat ke 3 atau 2 dunia.

“Kami optimis, karena kehadiran Bapak Wakil Presiden menggetarkan semangat. Saya janji, dengan kehadiran Bapak Wakil Presiden, produksi rempah kita naik ke urutan 3 atau 2 terbesar di dunia. Sebab, perkebunan dan pertanian kita secara umum punya keunggulan. Hal ini terbukti, selama masa pandemi covid -9, hanya sektor pertanian yang mampu bertahan dan tumbuh positif,” paparnya. 

Dirinya berharap peringatan ini bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi perkebunan di era revolusi industri 4.0. Untuk itu seluruh stakeholder perkebunan harus bersinergi dan membangun akselerasi, tidak hanya fokus pada kegiatan hulu untuk meningkatkan produktivitas, tapi juga di hilir agar menghasilkan produk bernilai tambah dan berdaya saing.

“Ke depan, subsektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak termasuk BUMN dan swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun korporasi petani. Petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga petani terangkat pendapatan dan kesejahteraannya,” tuturnya.

Menurutnya program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang saat ini sedang dijalankan dapat ikut mendorong pengembangan komoditas-komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan. (*bahar)

Berita Terkait

Top