KEMENTAN KEMBANGKAN VARIETAS KEDELAI PRODUKTIVITAS TINGGI DI SERANG BANTEN
Jakartanewsonline.com– Serang, Kementerian Pertanian Melaui Direktorat AKABI Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan varietas pertanaman kedelai produktivitas tinggi di kabupaten Serang Provinsi Banten. Menteri Pertanian, Prof Syahrul Yasin Limpo (SYL) didampingi Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil dan Staf Khusus Mentan, Prof Imam Mujahid juga Direktur AKABI TP Kementan, Yuris Tiyanto dan Bupati Serang bersama pejabat Pemda lainya. Mentan saat panen kedelai Produktivitas tinggi mengatakan, pihaknya berkotmitmen untuk mengembangkan dua varietas kedelai unggulan yakni Dega dan Migo yang diproduksi dan dikembangkan oleh Pusat Penilitian dan Pengembangan Mikroba Google (Migo) dan Dega di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.
Menurut Mentan SYL, bangsa ini berupaya hidup lebih baik, masa membiarkan impor, apa kita sudah gila. Kalau impor sementara kita bisa buat sendiri, gila itu,” ungkap Syarul Yasin Limpo, dalam sambutannya usai Panen Kedelai produktivitas tinggi di Dega dan Migo di Cinangka, Kab. Serang, Provinsi Banten, Rabu (14/9/2022).
Mentan SYL mengatakan, varietas sebelumnya sudah mengalami perbaikan dengan peningkatan produksi dari 1,7 ton menjadi 2,5 ton. Sekarang ini dengan varietas Migo dan Migo II ini dapat produksi 4-5 ton per hectare. “Kenapa tidak dikembangkan? Dan kebutuhan kita cukup tinggi 95persen impor kedelainya. Ayo kita kerja keras dan bekerja dari hati untuk bangsa,” ujarnya.
Pemerintah juga menyadari selama ini, masyarakat petani lebih gemar menanam jaung dengan kemampuan produksi 5-7 ton per ha, sedangkan kedelai hanya 2-3 ton per ha, dengan harga jual yang relatif sama. “Kita akan tingkatkan produksi kedelai 9-10 ton bila perlu, agar kebutuhan terpenuhi. Kenapa harus impor? yang penting pasti ada pembelinya.”
Selain itu, menurut Mentan, puslitbang dan Balitbangtan juga harus mampu menyediakan pupuk yang dapat didapatkan dengan gampang. “Potensi ada, vaietas ada, dan pupuk harus berkembangan yang lebih baik,gampang,” ujarnya..
Peningkatan daya tahan pangan nasional dinilai Mentan begitu penting ditengah dunia yang serba rentan perubahan musim dan konflik rawan pangan. “Di Eropa sungai pada kering, yang sedianya sungai sebagai jalur transportasi terganggu, jadi barang harus diturunkan dulu. Begitupun di Asia, tidak bersahabat, ini semua memicu krisis baik energi, pangan dan keuangan,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Syahrul Yasin Limpo, semua negara sedang menahan produksi untuk mengantisipasi perubahan yang sulit diprediksi. Bahkan dengan menggunakan Artificial intelligent juga tidak mampu memprediksi. “Kita juga jangan terlalu percaya diri, meski Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ketahanan pangan tinggi,” tuturnya
Sementara, Hj. Ratu Tatu Chasanah, Bupati Serang meminta pemerintah dalam hal ini Menteri Syahrul Yasin Limpo untuk menjadikan Kabupaten Serang sebagai salah satu lumbung kedelai nasional. “Kami mohon Kabupaten Serang menjadi Sentra kedelai Migo,” ujarnya.
Ratu Tatu Chasanah menambahkan, Kabupaten Serang memiliki luasan lahan hingga 146 ribu ha, sedangkan 70 lebiih merupakan lahan pertanian. “Apabila dikembangkan mudah-mudahan Indonesia berhasil swasembada pangan,” terangnya.
Sementara, Prof. Ali Zumashara, peneliti Varietas MIGO mengatakan, sudah melakukan penelitian sekitar 15 tahun lalu. Di Puslitbang, Cinangka ini sudah berbagai rakitas varietas unggul dikerjakan. “Varietas Migo ini, sebagai senjata untuk menuju swasembada kedelai, untuk menjadikan bangsa makmur dan maju serta mandiri,” terangnya.
Demikian juga untuk varietas padi, yang sebelumnya mampu produksi 7 ton per ha ke bawah dioptimalkan menjadi diatas 10 ton per ha. Demikian juga varietas padi ini, tahan terhadap penyakit. “ Kami serahkan untuk dirilis,” ucapnya.
Tehadap varietas Kedelai Migo, menurut Ali ZUmashara diharapkan dapat segera dilakukan proses masalisasi. Dengan pengembangan kedelai Migo, juga memberi andil dalam penghapusan kemiskinan melalui varietas pertanian. “Soal harga masih bersaing,”katanya. (Bahar)