LINDUNGI KEANEKARAGAMAN HAYATI NASIONAL, LAUNCHING BIOSEKURITAS INDONESIA
Jakartanewsonline.com– Bogor, Indonesia merupakan negara terbesar urutan ketiga di dunia setelah Brazil dan Kolombia untuk kekayaan keanekaragaman hayati (keragaman jenis dan genetik). Namun aktivitas manusia dan bencana alam yang sering terjadi membuat laju degradasi ekosistem dan habitat hidup hewan dan tumbuhan terus merosot. Aspek biosekuriti di Indonesia masih terabaikan, sebagai contoh laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar per tahun membuat hilangnya spesies endemik tumbuhan dan hewan asli Indonesia.
Aspek biosekuriti di Indonesia belum dikelola secara sistematis. Aspek biosekuriti sangat penting untuk mencegah berkurangnya populasi spesies lokal akibat hama, penyakit, atau spesies asing invasif dari luar wilayahnya, baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri. Selain itu ancaman terganggunya keanekaragaman hayati nasional dapat disebabkan oleh Perdagangan illegal produk pertanian dan kehutanan melalui penyelundupan di tempat-tempat perbatasan antar negara, perdagangan online, dan melalui barang bawaaan penumpang. Bahkan untuk maksud pelaksanaan agrowisata juga perlu mendapat perhatian secara seksama, agar para wisatawan tidak menjadi media pembawa hama dan penyakit hewan, ikan dan tumbuhan atau bahkan menjadi perantara hilangnya sumderdaya genetik keanekaragaman hayati nasional.
Keberadaan perkumpulan Biosekuritas Indonesia sekaligus mengawal pemberlakuan Undang-Undang No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan yang saat ini sedang finalisasi RPP regulasi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Dr. Arifin Tasrif selaku Direktur Eksekutif Indonesia Biosecurity Advice (IBA) disela-sela launching perkumpulan tersebut yang berlokasi di Jalan Raya Cifor, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat.
Keanekaragaman hayati nasional yang terbagi ke dalam keanekaragaman jenis (biota laut dan biota terrestrial) sangat melimpah terdiri dari biota laut (fauna, alga, flora, dan mikrob) dan Biota terrestrial (vertebrata dan invertebrate), alga, flora (monocot dan dikot) dan mikrob. Keragaman genetika (hewan, tanaman dan mikroba) merupakan kekayaan alam yang harus dijaga untuk dimanfaatkan dan dilestarikan sebesar besarnya bagi generasi mendatang. Oleh sebab itu semua elemen masyarakat harus dapat berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung untuk menjaga dan mendorong pemanfaatan secara arif dan bijaksana keeneka ragaman hayati yang dimiliki Indonesia, serta ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional melalui perdagangan antar negara yang tetap mengedepankan perlindungan keenakaragaman Hayati Nasional.
Dalam acara launching tersebut penggagas sekaligus inisiator Perkumpulan Biosekuritas Indonesia (Indonesia Biosecurity Advice) Dr. Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa, maksud diadakannya pembentukan perkumpulan biosekuriti Indonesia karena selama ini masih sangat terbatas Lembaga Masyarakat untuk membantu Pemerintah terkait dengan pengelolaan Bioskuritas di Indonesia. Hal ini disampaikan saat Launching Indonesia Biosecurity Advice (IBA), Rabu (17/8/2022) bertepatan dengan Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77. Pemerintah dalam hal ini meliputi Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Perdagangan. Selain itu Dr. Arifin Tasrif saat ini telah memulai inisiasi untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan Lembaga Biosekuritas internasional seperti ASEAN Biosecurity Network, International Biosecurity Alliance, dan Australia Biosecurity Alliance.
Dr. Antarjo Dikin yang juga sebagai Adviser (Penasehat) mengemukakan bahwa, tujuan pembentukan perkumpulan ini adalah Membantu Pemerintah dalam mendorong Perdagangan Produk Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Peternakan antar negara, mengembangkan kapasitas, pengkajian dan pengembangan, terkait Peningkatan kapasitas (Capacity Building) Pelaku usaha Perdagangan Impor/ekspor produk Pertanian, Peternakan dan Perikanan.
Sekaligus Memberikan Asistensi dan Pendampingan terkait permasalahan perdagangan produk Pertanian, Peternakan, dan Perikanan; Melakukan Audit dan Verifikasi kesesuaian aspek biosekuriti di dalam perdagangan produk pertanian, peternakan dan perikanan, Mengorganisir, menyiapkan dan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan kapasitas bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan biosekuriti guna memperlancar perdagangan yang terkait pertanian, peternakan dan perikanan.
Disseminasi pentingnya perlindungan keanekaragaman hayati Nasional, Memediasi perselisihan perdagangan produk pertanian, peternakan, dan perikanan antar negara dan di dalam dan luar negeri agar masyarakat pelaku usaha mendapatkan hak dan kewajibannya secara adil dan berimbang; dan Pengkajian dan Pengembangan (R&D) Perlindungan, konservasi dan pemanfaatan Keanekaragaman Hayati nasional agar dapat bermanfaat baik skala ekonomi, sosial dan politik; serta Penyusunan dan pelaksanaan Traceability sistem pengelolaan dan perlindungan keanekaragaan hayati nasional.
Perkumpulan Biosekuriti Indonesia diisi kelompok Pakar (Expert Group) terdiri dari Kelompok Pakar bidang Aquatic Biosecurity yang diketuai oleh Dr. Nurhaidin, Terrestrial Biosecurity diketuai oleh Dr. drh. Sriyanto, dan Plant Biosecurity diketuai oleh Dr. Antarjo Dikin. Ridwan Alaydrus, MP sebagai General Manager perkumpulan yang dimaksud. Semoga dengan kehadiaran Perkumpulan Biosecuritas Indonesia, dapat berkontribusi dalam perlindungan Keanekaragaman Hayati Nasional sekaligus mendorong peningkatan sektor ekonomi melalui perdagangan produk pertanian, perikanan, dan kehutanan yang terbebas dari isu-isu keanekaragaman hayati (biosecurity) antar negara. (Bhr)