MENTAN AMRAN MULAI GENJOT PERCEPATAN SWASEMBADA PANGAN PROGRAM PEMERINTAHAN BARU
Jakartanewsonline.com– Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, memaparkan komitmennya dalam mempercepat swasembada pangan untuk program Presiden terpilih Prabowo-Gibran yang ditargekan 4 tahun sudah tercapai swasembada pangan, sekaligus program memberantas korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Komitmen pemerintah dalam mencapai swasembada pangan tidak boleh terhambat oleh praktik korupsi. “Kami akan terus bekerja keras untuk membangun kepercayaan publik dan mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” Kata Mentan Andi Amran Sulaiman yang didampingi Sekjen Kementan, Ali Jamil di Kantornya kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024)
Di samping bersih-bersih pejabat yang terlibat korupsi, Amran juga melakukan efisiensi anggaran APBN. Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan refocusing anggaran Rp 1,7 triliun.
“Alhamdulillah hasilnya sesuai BPS, peningkatan produksi baru tadi itu kita ada meningkat, bukan data dari saya, BPS, itu kurang lebih Rp 12 triliun, peningkatan produksi 1 juta ton beras pada saat musim kemarau, berarti itu Rp 12 juta triliun nilainya, artinya refocusing anggaran kita efisiensi itu berhasil,” pungkasnya.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan, swasembada pangan adalah gagasan besar dari Presiden Prabowo yang akan dijalankan secara intensif untuk mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia. Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan.
Amran menjelaskan pada tahun 2024 Kementan telah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp. 1,7 triliun untuk mencapai target produksi beras. Hasilnya, terjadi surplus produksi 1,13 juta ton beras dengan nilai total mencapai Rp 13,57 triliun.
“Kebijakan yang tepat ini berhasil meningkatkan produksi beras di Agustus–Oktober 2024 yang tercatat BPS,” kata Amran saat memberikan materi program swasembada pangan pada rangkaian acara Retreat bagi para Menteri Kabinet Merah Putih di Magelang, beberapa waktu lalu.
Selain refocusing, lanjut Amran, Kementan juga akan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian.
Intensifikasi dilakukan dengan pemanfaatan benih unggul, distribusi pupuk yang memadai, dan program pompanisasi di beberapa daerah sentra pangan seperti sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Cimanuk, dan Brantas. Selain itu, upaya optimalisasi lahan rawa seluas 360.000 hektar juga menjadi fokus utama.
Sementara, ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian ditargetkan pada cetak sawah baru seluas 3 juta hektar yang tersebar di beberapa daerah, antara lain Merauke dengan target 1 juta hektare, Kalimantan Tengah 500.000 hektare, Kalimantan Selatan 300.000 hektare, Sumatera Selatan 200.000 hektar, serta daerah lainnya seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Aceh, dan Sumatera Utara.
“Kementan juga akan melakukan revitalisasi terhadap bendungan baru untuk mendukung pengairan yang efektif dan efisien,” kata Amran, yang sudah tiga jadi Mentan ini.
Lebih lanjut Amran mengatakan, Kementan juga akan melibatkan secara aktif petani milenial dan generasi Z dalam transformasi pertanian, dengan memanfaatkan potensi geografis dan topografi serta menyesuaikan dengan iklim dan budaya lokal.
“Dengan beralih ke pertanian modern, diharapkan biaya produksi dapat ditekan hingga 50 persen dan produksi meningkat hingga 100 persen,” ujar Amran.
Pada kesempatan yang sama, Amran memaparkan dukungan kebijakan dan program pangan bergizi. Dia mengusulkan dukungan kebijakan tambahan untuk memperkuat swasembada pangan.
Program lainnya termasuk inisiatif seperti Program Makan Siang Bergizi dan Pekarangan Pangan Bergizi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pangan masyarakat.
“Terkait bersih-bersih yang digencarkan di kementeriannya, Mentan Amran menjelaskan, baru saja kami copot salah satu direktur di Kementerian Pertanian. Baru saja kami tanda tangan (surat pencopotannya),” kata Amran saat ditemui di Kantor Pusat Kementan, Jakarta.
Mentan Amran, yang kembali dipercaya menjadi mentan ini menjelaskan, pencopotan ini sebagai respons terhadap laporan yang diterima dari nomor HP-nya, yang sebelumnya disebar untuk mempermudah pengaduan.
“Laporan masuk ada kurang lebih seratusan, tapi yang bisa dibuktikan ada dua, tiga, sampai empat,” kata Amran. Dia menambahkan, laporan yang diterimanya mencakup dugaan penerimaan uang sebesar Rp 700 juta, dengan Rp 500 juta di antaranya diakui oleh pejabat terkait.
Lebih lanjut, Amran menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas di kementerian agar cita-cita swasembada pangan dapat tercapai dengan cepat.
“Sejalan dengan arahan Bapak Presiden dalam setiap pertemuan sidang Kabinet dan ratas, pemberantasan korupsi harus kita jalankan bersama,” kata Amran.
Selain pencopotan ini, Kementan juga akan memproses kasus tersebut lebih lanjut melalui pemeriksaan internal dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum.
Amran berharap tindakan tegas ini bisa menjadi contoh bagi seluruh pegawai Kementan untuk menjaga integritas dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Sebagai informasi, belum lama ini, Amran juga telah menyerahkan tiga pegawai Kementan kepada Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (Bareskrim) atas dugaan keterlibatan dalam penyimpangan anggaran.
Ketiganya diduga melakukan praktik percaloan dengan meminta uang kepada pengusaha hingga mencapai Rp 10 miliar.
Mentan Amran berharap tindakan ini menjadi sinyal kuat bahwa Kementan tidak akan menoleransi segala bentuk penyimpangan yang menghambat upaya swasembada pangan dan merugikan negara. (Bahar)